Friday 7 June 2013

Balada Peci Unyil

Jadi ceritanya gegara baca undangan perpisahan sekolah untuk kelas 9 tadi pagi, saya jadi galau. Galaunya karena dresscode untuk acaranya, selain pakai seragam batik juga diharuskan memakai peci. Yups... Peci nasional yang kayak dipakai oleh si Unyil itu.

Yang bikin saya galau karena saya tidak punya peci tersebut, adanya peci putih bentuk bulat yang biasa disebut peci haji itu. Kalau yang itu saya punya beberapa di rumah dengan berbagai macam warna pula.

Namun sayangnya peci yang kayak gituan tidak boleh dipakai, harus pakai peci nasional, yang resmi itu. 

Okelah kalau begitu... Toh orang yang jualan peci ada banyak di kota Solo. Tapi yang jadi masalah nyari peci untuk ukuran kepala saya itu susah, gegaranya ukuran kepala saya yang XXL ini (kalau pengen tau seberapa besar kepala saya bayangin aja kepala alien yang berambut qiqiqi...)

Jadi keinget klo di halaman masjid yang biasa pake untuk sholat Jum'at suka ada yang jualan  peci dan kawan-kawannya (buku-buku Islami, parfum, dll). Kebiasaan dari dulu klo beli peci di penjual kaki lima seperti ini bukan di toko, asyik bisa tawar menawar juga bagi-bagi rejeki :D

Kelar sholat Jum'at saya menghampiri si bapak yang berjualan, Setelah melihat-lihat, ternyata tidak ada peci Unyil yang saya cari, adanya peci haji dengan berbagai warna dan model, serta peci Unyil tapi yang model anyaman.

Agak-agak kecewa sik, tapi pas lihat-lihat ada yang modelnya bagus.

"Mari mas silahkan di lihat-lihat, ukurannya berapa?" tanya si bapak penjual dengan ramah.

"Yang ukuran besar ada nggak pak? Modelnya yang ini." Tanya saya sambil menunjukkan peci yang saya inginkan.

"Bentar..." Kata si bapak sambil menggali tumpukan peci yang ada di meja.

Sementara si bapak sibuk menggali, saya melihat-lihat dan mencoba peci yang lain.

"Ini ada ukuran besar." Kata si bapak sambil menyerahkan peci.

"Saya maunya yang model ini." Kekeuh karena pilihan saya.

"Oh OK...."

Kembali mengaduk-aduk

"Kalau yang ini gimana?"

"Itu putih bapak... saya pilih yang item seperti ini." 

Gemes deh ngeliat si bapak

Daaan... Akhirnya ketemu juga

"Ini ada yang besar, tapi ukurannya 10, cobain dulu deh." Kata si bapak sambil mengelap peluh yang mengucur deras *lebay*

Setelah nyobain, memantaskan diri bentar di depan cermin (agak-agak kekecilan sik, tapi ndak masalah lah)

"Yang ini berapaan pak?"

"Itu... 35 ribu." Kata si bapak

"Bisa kurang nggak?"

"30 deh, udah pas." 

"25 ya pak?" Kata saya dengan senyum lebar + puppy eyes.

Si bapak diam sejenak, kemudian bilang

"Ya.... Boleh...." 

*agak-agak setengah hati kayaknya :P*

Akhirnya transaksi pun terjadi, saya dapat peci dan si bapak dapat rejeki.

*sekarang lagi memandangi si peci, still feels something doesn't right deh :))*

4 comments:

bagi2 rejeki sama pedagang asongan, bagus juga :D
slamat berpecii ria hhe

@Ranii Saputra
Terima kasih yak :D

(kalau pengen tau seberapa besar kepala saya bayangin aja kepala alien yang berambut qiqiqi...) :D, kalimat ini menggelitik, dan dengan ikhlas aku ngakak subuh2. Haha!!
Tulisan yang bagus!

@NitaNinit Kasapink R-Ror

Hahaha... Glad to make you laugh in this early morning. Have a great Sunday mbak Nita :)

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites