Sekolah

Cerita-cerita yang terjadi di sekolah

Cerita Sehari-Hari

Hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Internet

Segala sesuatu yang berhubungan dengan internet dan blogging

Jamban Blogger

Jamban Blogger

Tulisan Jaw merupakan anggota dari Jamban Blogger

Thursday 27 June 2013

Bicara Tentang Toleransi :|

Pulang sekolah dengan perasaan bete yang masih tersisa gegara kejadian di toko buku tadi, saya pun bersantai di teras kamar yang berhadapan langsung dengan rumah tetangga sebelah. Tengah saya bersantai, tetiba saya lihat si bapak tetangga tetangga menyapu halamannya, dan tidak hanya berhenti disitu saja, beliau juga kemudian membakar sampah yang barusan dia bersihkan....

Tepat di samping kamar saya

W H A T  T H E  HECK??????

Si bapak ini memang bukan menyapu halaman rumahnya saja, tapi juga suka membersihkan halaman depan teras kamar saya kalau pas banyak kotoran (daun yang berguguran ataupun sampah plastik yang kebanyakan juga dibuang oleh anak-anak kecil).

BUT SERIOUSLY?????

Saya ada di sana, tengah mencoba untuk bersantai menikmati sore hari, tak bisakah beliau bersih-bersih nya pas pagi hari saat kerja sehingga tidak akan mengganggu?

Cerita kedua, tentang pemanfaatkan teras kamar. Saya menempatkan beberapa polybag yang saya tanami sayuran terong di teras kamar saya, si babe (bapak saya) sempat mengingatkan

"Le, mendingan kamu tanam di dalam dekat sumur saja."

"Biar lah be, klo disini kan biar saya bisa ngurusin."

Kalau di teras kamar saya bisa tiap saat memantau, kalau butuh disiram dan sebagainya. Selain itu juga biar teras kamarnya ada sedikit hiasan gitu.

Namun apa daya, keesokan harinya terong yang saya tanam kemarin sudah mati, bukan karena kekeringan kena sinar matahari, tapi mati karena diobrak-abrik ayam tetangga.

Saya pernah bilang ke babe, baik secara baik-baik ataupun sambil bersungut-sungut. Dengan harapan si bapak yang bilang baik-baik ke tetangga. Tapi apa lacur

"Itu ayam banyak orang Le, bukan hanya tetangga sebelah saja. Yaudah lah, kamu juga dibilangin buat nanam di dalam nggak mau."

Jawaban si babe ketika saya mengadu soal ayam.

"Oh ada yang lagi bakar sampah ya? Yaudah klo gitu, kirain tadi ada kebarakan."

Komentar babe tentang sampah.

Huftable banget. Saya nggak menuntut banyak dari si tetangga, mbok ya ayamnya itu dikandangkan, dikasih makan yang bener jangan dibiarkan berkeliaran kemana-mana kayak gitu.

Mbok ya kalau bakar sampah itu lihat kiri kanan, kalau ada orang yaudah nggak di bakar dulu, dibakarnya pas pagi hari saat tidak ada orang.

Orang tua saya mengajarkan tentang toleransi, untuk tidak membesar-besarkan masalah kecil. Dan saya juga tidak yang nyari-nyari masalah, nggak lucu rasanya klo sampai bertengkar dengan tetangga gegara ayam dan sampah.

Yang bisa saya lakukan palingan juga nulis di blog seperti sekarang ini, atau menyingkir saat tetangga bakar sampah (dengan harapan beliaunya nyadar - tapi apa daya udah berkali-kali terjadi, aku rasa si bapaknya koma deh). 

Oh iya, di teras kamar saya menyediakan ember berisi kerikil (yang agak besar) buat melempar si ayam-ayam itu klo pada jahil pas saya lagi nyantai di teras.

Jahat yah? :(

Wednesday 26 June 2013

Bebenah Perpustakaan


Plastic sealer untuk membuat sampul buku

Libur tlah tiba, libur tlah tiba, Hore! Hore! Hore! Liburan sekolah emang telah tiba, selama kurang lebih 3 minggu kedepan terbebas dari anak-anak yang luar biasa itu :p
Libur sekolah tidak berarti pula libur untuk guru dan karyawan, karena sekolah tetap ada kegiatan, yaitu (salah satunya) PPDB, dan beberapa kegiatan lainnya untuk persiapan tahun ajaran baru besok. 

Dan mumpung tidak ada anak-anak yang merusuhi, saya menata kembali perpustakaan, menata  dan mendata buku paket/BSE. Mendata buku perpustakaan (yang seharusnya dilakukan bulanan, tapi sampai sekarang belum sempat juga), selving (menata ulang), memperbaiki buku yang rusak dan menyampuli buku (ada banyak buanget buku yang belum disampul)

Untuk memudahkan dalam penyampulan buku, saya menggunakan plastic sealer untuk membuat sampul. Setelah plastik diukur sesuai dengan buku, plastic sealer digunakan untuk merekatkan sampul plastik, sehingga untuk penyampulannya kayak memakaikan baju ke buku.

Mengukur plastik sampul

Keunggulan dari metode ini adalah sampul jadi rapi, tidak membutuhkan banyak sellotape dan lipat melipat. Kekurangannya tentu ada dong, yang pertama adalah dalam pengukuran harus tepat, ibarat baju itu haute couture (halaaah), maksudnya satu sampul untuk satu buku, sampul buku diukur agar se pas mungkin dengan ukuran buku, tidak kebesaran (kalau kebesaran ntar gampang lepas) maupun kekecilan (kalau kekecilan buku tidak bisa masuk).


Tumpukan bukuyang sudah disampul (yang di belakang)
Berhubung dikerjakan sendiri jadi butuh waktu lama untuk menyelesaikan penyampulan buku ini. Mau minta bantuan anak-anak khawatirnya jadinya tidak sesuai harapan (dulu pernah minta bantuan buat bikin kantong kartu kendali di halaman belakang buku, yang ada pada nempel kemana-mana, kartunya tidak bisa dimasukkan ^_^;)

Btw ada yang mau bantuin saya? #Ngarep





Tuesday 25 June 2013

Boleh Ikut Nggak?

Tanggal 13 kemarin sekolah kami mengadakan pelepasan siswa kelas 9 a.k.a perpisahan. Tahun ini merupakan tahun pertama bagi kami untuk mengadakan kegiatan ini, jadi semuanya antusias. Walaupun anak-anak kelas 9 teteup aja protes dari yang dress code nya susah, briefing latihan dsb, dsb. Mereka belum sadar kalau untuk acara yang bagus membutuhkan persiapan yang matang.

Acaranya sendiri diadakan di gedung pertemuan, yang lokasinya agak-agak jauh dari sekolah. Daaaan... Ternyata banyak anak-anak yang belum tahu lokasi dari gedung tersebut. Padahal gedung tersebut  cukup terkenal dan nggak jauh-jauh amat juga -_-"

Sehari sebelum H diadakan Gladi Resik di gedung tersebut, untuk semua anak kelas 3 dan pengisi acara. Kegiatan diadakan siang hari setelah UAS kelar. Dari pagi anak-anak kelas 9 udah pada ribut, yang tanya lokasi lah, tanya acaranya apa, dll, dll.

Daaan... Anak-anak kelas 7 dan 8 ikut-ikutan heboh. Salah satunya si Mawar.

Istirahat UAS, anak-anak rame nggumpul di perpus dan saya asyik baca koran (aslinya sih twitteran tapi di kamuflase dengan koran :p) sambil menikmati camilan. Tiba-tiba Mawar masuk dan duduk di depan saya.

"Paaaak... Saya ikut ya?" Dengan suara manja ala-ala anak kecil.

Saya yang tengah asyik "membaca koran" pun  dibikin bengong

"Ikut apaan???"

"Acara besok."

Saya masih bengong, sambil mencomot makanan.

"Perpisahan besok itu lho pak, boleh yah? Pak Ari ikut jadi panitia tho?"

Lah? Hubungannya apa dengan saya ikut jadi panitia.

Berpikir sejenak, sambil menghabiskan camilan yang saya makan.

"Yaudah gini aja, kamu tanya temen kamu yang kelas 9 boleh ikut nggak."

"Kalau ada kamu bisa ikutan." Kata saya menambahkan.

"Yah bapak.... Boleh yah???"

"Lha iya, kamu tanya dulu ke mereka."

Si Mawar langsung cemberut merajuk.

Masalahnya rumah dia dimana, rumah saya dimana.  Blom lagi karena saya ditunjuk sebagai pembawa acara jadi tidak bisa menemani/ mengawasi dia. Nggak lucu tho klo dia saya cuekin disana? Mana kelas 7 dan 8 yang ikut cuman pengisi acaranya pula.

Acaranya sendiri berlangsung lancar dan sukses, anak-anak kelas 9 yang kemarin mengeluh tentang dress code, rapi jali dengan jas dan celana panjang hitam untuk putra dan kebaya putih serta rok batik untuk putri. Paling suka pas acara hiburan oleh anak-anak kelas 7 dan 8. Seriously yah, keren banget, nggak nyangka mereka bisa bikin atraksi seperti itu.

Btw ternyata jadi MC itu ternyata susah, mana tidak bisa bebas buat ambil foto-foto ^_^;;;;

Monday 24 June 2013

Balada Si Kindy

Sabtu siang kemarin si Kindy tetiba ngadat, mati sendiri tanpa saya ketahui sebabnya. Oh iya, Kindy itu maksudnya Kindle Fire, tablet yang saya pake sehari-hari. Awalnya saya pikir "Mungkin batere nya habis perlu di charge lagi."

Akhirnya sampai rumah langsung saya charge, pengalaman dulu kalau sampai habis batere gitu tunggu 30 - 60 menit dulu baru bisa dinyalakan. Tapi kali ini agak aneh. Begitu charger saya colokkan, lampu indikator tidak menyala (biasanya nyala warna merah dan kalau udah lebih dari 50% warnanya berubah jadi hijau).

Setelah 30 menit saya coba nyalakan, saya pencet sekali, pencet agak lama, pencet berkali-kali tetep saja tidak mau nyala.

OK... Mungkin butuh waktu lebih lama untuk nge charge nya. Saya tungu 60 menit, tetap nggak mau nyala. Dua jam kemudian tetap saja tidak mau nyala. Sampai malem gitu terus, Yaudah lah ya, tinggal tidur aja :p

Daaaan.... keesokan harinya.

Teteup, nggak mau nyala sama sekali. Waduh... Gimana nih? Bingung harus bagaimana, kalau di servis harus di servis kemana. Soalnya Kindle kan agak2 berbeda dengan tablet lainnya. Mana temen pernah bilang klo tidak ada servis center resmi di Indonesia (termasuk di Jakarta) nah loh...

Akhirnya saya pun chat dengan temen di WA yang sama-sama punya Kindle.

"Gimana nih Kindleku kayak gini bla, bla, bla..."

"Oh coba kamu cek ini, itu, anu, bla bla bla."

Singkat cerita obrolan diantara kami berdua.

Tak ada yang salah dengan chargernya karena saya coba buat nge charge hp lain bisa (colokan Kindle sama dengan colokan Samsung).

"Eh bentar, apa aku coba charge pake charger hape lain kali ya?"

Kata saya sambil mengaduk2 kantung Doraemon mencari charger Samsung saya.

Daaaan... Tebak apa yang terjadi ketika saya charge Kindy dengan charger Samsung saya?

Bukan sulap, bukan sihir, begitu charger Samsung saya colokkan, Kindy langsung nyala begitu saja.

Keajaiban itu nyata SODARA SODARA!!!!

Jangan tanya bagaimana, jangan tanya koq bisa, jangan tanya yang lainnya, karena saya juga tidak tahu kenapa.

Yang jelas sekarang Kindy udah bisa dipake lagi dan postingan ini saya ketik pake si Kindy

Saturday 22 June 2013

I Was That Big

Cerita kali ini masih ada hubungannya sama si bapak tukang jahit (ceritanya ada disini). Sewaktu mengambil jahitan kemarin, saya sempat tanya ke si bapak

"Pak, kalau vermak celana bisa?"

"Bisa mas, asal bukan jeans yak."

"OK..."

Beberapa hari kemudian saya kembali ke si bapak sambil membawa 3 buah celana panjang saya, 1 celana kerja dan 2 celana casual, yang - percaya atau tidak kebesaran kalau sekarang saya pakai.

"Pak minta tolong celananya ini dikecilin bagian pinggangnya" kata saya kepada si bapak.

"Sama yang sebelah sini dan sebelah sini." sambil menunjuk bagian-bagian di celana tersebut.

"Ukurannya sama kayak yang kemarin ya?" Kata saya menambahkan.

"Saya kirain cuman ngecilin pinggangnya aja mas." Kata si bapak sambil mengamati dan mengukur celana.

"Lho? Mase dulu pernah gemuk?" Kata si bapak menambahkan.

"Hehe..." Saya cuman garuk-garuk kepala sambil nyengir

Yaelah pak, sekarang juga masih gemuk kali. Cuman kalau dulu jauh lebih gemuk lagi.

Setelah selesai dengan tetek bengek mengenai jahitan dan juga ongkos jahit, saya pun pulang. Seminggu kemudian (seminggu lebih dua hari tepatnya) saya datang lagi.

Si bapak yang lagi jahit langsung menyambut saya dengan taburan convetti (beuh...)

"Ini mas celananya udah selesai." kata si bapak sambil menyerahkan celana saya yang udah di vermak.

"Coba di cek dulu, udah sesuai dengan yang diinginkan atau belum." Kata si bapak menambahkan.

Saya pun kemudian melihat celana saya, not bad, jahitannya lumayan rapi, walaupun tidak serapi waktu pertama kali beli. Ketika saya tengah asyik mengamati hasil karya si bapak, tiba-tiba dia bilang.

"Mase turunnya banyak banget yah. Itu ukuran pinggang dari 100 lebih sekarang jadi 90."

OMG!!!! Seriously? 

Melongo nggak percaya dengan apa yang dikatakan si bapak.

Dulu ukuran pinggangku sampai segitu? :O :O :O :O

Akhir cerita, masih shock di atas motor dalam perjalanan pulang ke rumah.

Wednesday 19 June 2013

Boleh Main Ke Rumah Pak?

Pertanyaan yang diajukan oleh Adi, salah satu siswa saya pada suatu hari. 

"Tentu saja Di, tapi SMS dulu ya kalau mau ke rumah saya."

Rumah saya jaraknya agak jauh dari sekolah (sekitar 15 - 20 menit kalau naik motor dalam kondisi lancar, kalau macet ya lebih lama lagi). Takutnya kalau dia mendadak main ke rumah tanpa bilang dulu saya pas tidak ada, kasihan dianya.

Saya sendiri tidak keberatan kalau anak-anak main ke rumah, malah senang soalnya ada yang bisa saya suruh untuk bersih-bersih kebun belakang, qiqiqi nggak ding, cuman becanda soal bersih-bersihnya.

Setelah menjawab pertanyaan Adi tadi, saya kembali menekuni pekerjaan saya. Dan tak berapa lama berselang Adi kembali bertanya.

"Klo malam boleh main nggak pak?"

"Hah?" kata saya dengan muka bego, karena lagi fokus ke kerjaan.

"Oh... Boleh aja." 

Bayangan saya yang dia maksud malam adalah setelah maghrib atau sebelum jam 8 lah, jam-jam yang relatif masih wajar untuk bertamu ke rumah orang (maklum tinggal di kampung).

Kembali terdiam agak lama

"Kalau jam 11 malam pak Djaw udah tidur belum?" tanya si Adi.

"Tergantung Di, kalau pas lagi ada kerjaan atau asyik ngetik ya belum, tapi biasanya sih udah." 

"Kalau saya main jam 11 malam boleh nggak pak?"

Saya letakkan bolpen, trus ngeliat si Adi sambil melongo.

"Ngapain kamu main jam 11 malam?"

"Yah... Kan mampir pak." jawab si Adi.

"Emang dari mana kamu?"

"Dari Rawa Jombor, ntar pulangnya mampir ke rumah bapak." Kata Adi dengan lugu.

"Woi... Rawa Jombor itu dimana? Rumah saya ada dimana? Jauh kali Di"

"Itu mah namanya bukan mampir lagi." Kata saya menambahkan sambil jitak kepala Adi.

Btw klo dia sampe beneran main jam segitu, nggak bakal dibukain pintu deh, yang ada bakal saya bakarin kemenyan :))

Tuesday 18 June 2013

Surat Terbuka Untuk @AXISgsm

Dear AXIS,

Saya adalah pelanggan kartu AXIS dengan nomor 083865418***. Selama kurang lebih satu tahun ini saya menggunakan layanan internet AXIS FUN (unlimited - Rp 29.900,-/30 hari). Alasan saya memilih paket ini adalah karena tarifnya yang paling murah dibandingkan operator lainnya, terlebih FUP yang diberikan pun besar (bahkan lebih besar dari FUP yang ditawarkan operator GSM lain yang bertarif 50ribu/30 hari sekalipun).

Namun apa daya, tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan penawaran dari AXIS ini. Kendala yang sangat sering saya hadapi adalah koneksi/ sinyal internet yang acakadut. Saya menyadari bahwa lokasi rumah saya yang di daerah pinggiran kota (mungkin) tidak akan mendapatkan sinyal 3G, saya juga tidak bermimpi kecepatan internetnya akan mencapai 7,2 MBPS. Yang saya harapkan adalah koneksi internet yang stabil, walaupun cuma 64 Kbps atau bahkan kurang. Tidak seperti yang sering saya hadapi, koneksi sering hilang, sama sekali tidak dapat sinyal internet (bahkan sinyal edge sekalipun). Terlebih ketika habis FUP, yang ada tinggal geregetan bin gemes.

Saya sadar dan memahami bahwa ketika FUP habis maka kecepatan internet akan diturunkan ("disesuaikan" kalau kata CS nya), dan sekali lagi saya tidak berharap internet bekecepata super seperti yang digambarkan dalam iklan, yang saya harapkan adalah koneksi internet yang stabil. Tidak masalah seberapa lambat koneksi internetnya selama tidak putus-putus.

Beberapa kali saya mengajukan komplain kepada CS AXIS, baik melalui telepon, twitter maupun datang langsung ke gerai AXIS. Dan harus saya akui bahwa CS AXIS merupakan CS terbaik dibanding CS operator lainnya. Mereka melayani dengan ramah, menjawab semua pertanyaan-pertanyaan saya dengan sabar (bahkan pertanyaan terbodoh sekalipun), dan tidak cepat-cepat menyelesaikan percapakan kami (melirik CS operator lain).

Tapi mau bagaimana? Kemampuan dan kewenangan dari CS adalah melayani pelanggan, mencatat permasalahan dan hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan tersebut, sedangkan yang memperbaiki/membenahi jaringan adalah bagian teknisi atau bagian lainnya. 

Perasaan yang tadinya jengkel, marah dan sebel bisa diredakan dan ditenangkan oleh CS, tapi permasalahannya ya tetap saja terjadi.

Puncak kekesalan saya adalah 3 bulan yang lalu ketika WA sering pending - sangat sering banget terjadi (dikirim pukul 18.00 diterima pukul 07.00 pagi keesokan harinya), twitter yang lemot, walaupun di akses melalui hp ataupun tablet (saya mencoba beberapa aplikasi twitter untuk mencoba, barangkali permasalahan ada pada server aplikasi twitter, bukan pada AXIS, namun ternyata hasilnya sama saja).

Kemudian, setelah melihat-lihat operator lainnya, satu bulan yang lalu saya mencoba paket internet dari si kuning, dan sudah hampir sebulan ini (FUP sudah lama habis karena hanya 500 MB) namun koneksinya masih lancar, baik untuk WA, twitter melalui HP dan tablet, bahkan untuk blogging melalui laptop seperti yang saya lakukan saat ini.

Harapan saya agar @AXISgsm membenahi jaringannya, terutama jaringan internetnya, agar seimbang dengan kualitas CS nya yang jempolan dan benar-benar jaringan anti galau seperti jargon yang di dengungkan dan bukannya tambah stress gara-gara memakai AXISgsm.

Terima kasih

Saturday 15 June 2013

Bebenah Rumah


Dibandingkan 3 rumah maya saya yang lainnya (cellograph, City of Days, dan Pawon Ndeso), rumah saya yang satu ini adalah yang paling berantakan, berantakan dalam tampilan dan berantakan pula dalam pengkategorian postingan. Maklumlah blog random, segala apa yang ada di pikiran saya tulis dimari :))


Dan kemudian Negara Api pun menyerang, lah... 

Jadi ceritanya kemarin ngeliat-liat lagi postingan lama, ribet juga untuk nyarinya. Kemudian terpikirlah untuk membenahi rumah saya yang satu ini. Untuk tampilan, setelah mengubek-ubek btemplates.com akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan modeled template dengan perubahan disana sini menyesuaikan dengan isi dari blog saya. 

Yang agak susah adalah membenahi kategori, banyak kategori (tags) yang saya tuliskan pada postingan-postingan saya. Akhirnya, setelah muterin rumah tiga kali (apeuh), didapatkan pengkategorian yang pas dengan postingan-postingan saya. Dan dengan tampilan yang baru ini mempermudah saya untuk menambahkan tags atau kategori. 

Btw kalau saja blogspot seperti wordpress yang punya category dan tags sekaligus sehingga lebih mudah lagi dalam memilah postingan. But oh well... I like using blogspot anyway, and I choose to use blogspot, so I have to deal with it.

Tampilan Tulisan Jaw sekilas mirip dengan tampilan Pawon Ndeso, yang membedakan pada warna dan tampilan slide show nya, dan sewaktu browsing, banyak template yang mirip satu sama lain (pada kompakan deh yang bikin :D)

Anyway, lagi suka-sukanya dengan tampilan blog yang sekarang, semoga saja bertahan lama, soalnya suka gampang bosen dan pengen nyobain template baru :p

Artikel Koran Pertama


Hari Sabtu (8/6/2013) kemarin berjalan seperti biasa, masuk sekolah pukul 7 pagi untuk mengawasi UKK anak-anak. Namun segalanya berubah... Saat Negara Api menyerang... Eh, bukan ding.

Selesai UKK jam pertama, saat menata kerjaan anak-anak, partner ngawas saya tiba-tiba bilang.

"Pak, artikelnya masuk koran lho." katanya sambil tersenyum.

"Oh ya?" Kata saya, sambil mencoba untuk mengingat-ingat artikel yang mana ya? 

Sesampai kantor, saya langsung melihat koran, dan... ternyata artikel yang di muat adalah artikel tentang pendidikan seksual untuk remaja. Saya telah beberapa kali mengirim artikel ke koran tersebut dan artikel mengenai pendidikan seksual tersebut sudah hampir sebulan yang lalu saya kirimnya.

Kaget dan senang tentu saja, saking senang dan kagetnya langsung jingkrak-jingkrak di kantor (nggak ding... jaim lah, jingkrak-jingkraknya cukup di rumah aja :p)

Menurut seorang teman yang pernah bekerja di koran tersebut, ada honor yang bisa diambil setelah 5 hari kerja. 

Karena banyak kerjaan di sekolah dengan persiapan perpisahan anak kelas 9, jadi kelupaan mengenai hal ini. Baru pada hari Kamis kemarin saya menelepon koran yang bersangkutan.

The good thing is, ternyata honornya bisa ditransfer, jadi saya tidak perlu pergi ke kantor koran tersebut (jauh bet dari rumah)

Dan pagi ini, sebelum masuk sekolah saya cek ternyata honornya sudah masuk rekening. Besarnya pun lumayan, jadi semangat untuk menulis lagi :)

Friday 14 June 2013

Balada Sebuah Gayung

Kejadian ini terjadi beberapa waktu lalu ketika anak-anak kelas 7 dan 8 tengah UKK.

Saat jeda istirahat, penjaga sekolah mendatangi saya dengan wajah muram,

"Ini pak kerjaan anak-anak."

Kata beliau sambil menyerahkan gayung kamar mandi yang udah rusak.

"Siapa yang merusak pak?"

"Si Panjul dan kawan-kawannya."

"Nanti saya tangani nya pak." kata saya

Setelah si bapak pergi, saya bilang ke salah seorang anak yang tengah lewat.

"Tolong panggilkan Panjul."

Sampai bel berbunyi si Panjul belum datang juga, saya tunggu di depan kantor karena ruangan si Panjul di lantai dua dan untuk naik keatas harus lewat depan kantor. Si Panjul sempat hendak menghindar ketika melihat saya.

"Sini bentar." Kata saya, si Panjul cuman nyengir

"Kamu mau lari kemana juga saya tau ruangan kamu, sana masuk kantor!"

Si Panjul tidak bisa apa-apa kecuali nurut.

"Ceritanya kenapa sampai gayungnya rusak kayak gini?" kata saya sambil menunjuk gayung.

"Bukan saya pak sumpah, bukan saya." katanya beralasan

"Bukan kamu gimana? Orang tadi kata penjaga sekolah yang merusak kamu sama temen-temen kamu."

"Beneran pak..."

"Udah, pokoknya besok kamu harus mengganti dengan yang baru, mau kamu sendiri yang ganti atau kalian iuran yang penting harus diganti. Kualitasnya sama dengan yang ini."

"Yah pak... Tadi pak penjaga sekolah katanya yang penting diganti."

"Nggak bisa, ntar kamu beliin yang murah cepet rusak. Kalian dibelikan gayung yang bagus biar gak cepet rusak karena dipakai bersama-sama koq."

Si Panjul masih mau protes lagi, dan keesokan harinya dia menghampiri saya.

"Ini pak gayungnya." katanya sambil menyerahkan gayung yang dia bawa.

Saya lihat kualitasnya cukup bagus, tidak akan gampang rusak kalah dipakai anak-anak bersama.

"Yaudah, kamu taruh di kamar mandi sana, jangan di rusak lagi."

Tuesday 11 June 2013

Balada Seragam Kekurangan Bahan

Beberapa waktu lalu dapat bahan batik dan celana untuk seragam dari sekolah, setelah nyari kesana dan kemari, akhirnya nemu penjahit yang bisa menyelesaikan  jahitan sebelum tanggal 13 Juni. Karena pada tanggal tersebut akan dipakai untuk kegiatan sekolah.

Setelah diukur segala macam, si bapak bilang,

"InsyaAllah tanggal 10 udah jadi ya mas."

OK sip... Tanggal 10 saya datang lagi kesana, baru saja masuk ke dalam ruangan si bapak bilang.

"Saya pusing mas..."

"Pusing kenapa pak?"

"Kainnya mas kemarin itu nge pas banget, jadi bingung motongnya." Kata si bapak sambil menunjukkan kain bahan celana yang sudah terpotong yang ada di atas meja.

"Kalau celananya cuman di kasih 1 kantong dibelakang gimana?" kata si bapak lagi.

"Oh... Gpp pak, ndak masalah satu kantong atau dua kantong." kata saya.

"Itu dia mas yang bikin saya pusing, gimana cara bikin kantongnya karena kainnya nggak cukup. Kalau bajunya sih udah jadi." Kata si bapak sambil menunjuk baju yang tergantung di dinding.

Saya pun kemudian mengambil baju tersebut dan mengamati. 

"Koq beda ya pak?"

"Nah itu dia mas, bahan untuk baju juga nge pas, nggak cukup kalau dibikin kayak yang mas mau kemarin."

Untuk bajunya saya memang memesan model khusus, tidak standar seperti kemeja biasa. Saya mengambil contoh model baju koko dengan tambahan modifikasi. Tapi ketika sudah jadi tidak sama persis dengan apa yang saya maui dan saya gambarkan kepada si bapak.

Si bapak penjahit pun kemudian menerangkan secara teknis kenapa modelnya jadi sedikit agak berubah. 

"Ini mas, bagian depannya saya bikin kancing tertutup, soalnya ya itu bahannya kurang." kata si bapak sambil menunjukkan sambungan jahitan.

"Kalau dibuat model biasa nggak bisa yah?"

"Justru malah kainnya kurang mas. saya bikin kancing tertutup itu untuk mensiasati bahan yang kurang tadi.

Terdiam sejenak.

Sebenarnya saya lebih suka kemeja dengan model kancing terbuka karena lebih terkesan santai daripada kancing tertutup, kesannya koq kemeja kondangan banget =))

"Mas jangan kecewa yah, habis gimana lagi bahannya itu lho..." kata si bapak dengan muka bersalah.

Lah? Emang aku keliatan marah yah? Perasaan enggak deh.

"Gpp koq pak, saya nggak kecewa." Kata saya sambil tersenyum.

"Tolong bagian pinggirnya dikurangi yah, yang ini agak kebesaran. Sama lengannya dipendekkan juga." kata saya akhirnya

Dan hari ini akhirnya baju dan celana panjangnya selesai juga, sesuai dengan apa yang saya inginkan. Celana panjangnya juga pas, tidak kekecilan ataupun kebesaran. Siiip... Jadi langganan deh sama si bapak ini :D

Friday 7 June 2013

Balada Peci Unyil

Jadi ceritanya gegara baca undangan perpisahan sekolah untuk kelas 9 tadi pagi, saya jadi galau. Galaunya karena dresscode untuk acaranya, selain pakai seragam batik juga diharuskan memakai peci. Yups... Peci nasional yang kayak dipakai oleh si Unyil itu.

Yang bikin saya galau karena saya tidak punya peci tersebut, adanya peci putih bentuk bulat yang biasa disebut peci haji itu. Kalau yang itu saya punya beberapa di rumah dengan berbagai macam warna pula.

Namun sayangnya peci yang kayak gituan tidak boleh dipakai, harus pakai peci nasional, yang resmi itu. 

Okelah kalau begitu... Toh orang yang jualan peci ada banyak di kota Solo. Tapi yang jadi masalah nyari peci untuk ukuran kepala saya itu susah, gegaranya ukuran kepala saya yang XXL ini (kalau pengen tau seberapa besar kepala saya bayangin aja kepala alien yang berambut qiqiqi...)

Jadi keinget klo di halaman masjid yang biasa pake untuk sholat Jum'at suka ada yang jualan  peci dan kawan-kawannya (buku-buku Islami, parfum, dll). Kebiasaan dari dulu klo beli peci di penjual kaki lima seperti ini bukan di toko, asyik bisa tawar menawar juga bagi-bagi rejeki :D

Kelar sholat Jum'at saya menghampiri si bapak yang berjualan, Setelah melihat-lihat, ternyata tidak ada peci Unyil yang saya cari, adanya peci haji dengan berbagai warna dan model, serta peci Unyil tapi yang model anyaman.

Agak-agak kecewa sik, tapi pas lihat-lihat ada yang modelnya bagus.

"Mari mas silahkan di lihat-lihat, ukurannya berapa?" tanya si bapak penjual dengan ramah.

"Yang ukuran besar ada nggak pak? Modelnya yang ini." Tanya saya sambil menunjukkan peci yang saya inginkan.

"Bentar..." Kata si bapak sambil menggali tumpukan peci yang ada di meja.

Sementara si bapak sibuk menggali, saya melihat-lihat dan mencoba peci yang lain.

"Ini ada ukuran besar." Kata si bapak sambil menyerahkan peci.

"Saya maunya yang model ini." Kekeuh karena pilihan saya.

"Oh OK...."

Kembali mengaduk-aduk

"Kalau yang ini gimana?"

"Itu putih bapak... saya pilih yang item seperti ini." 

Gemes deh ngeliat si bapak

Daaan... Akhirnya ketemu juga

"Ini ada yang besar, tapi ukurannya 10, cobain dulu deh." Kata si bapak sambil mengelap peluh yang mengucur deras *lebay*

Setelah nyobain, memantaskan diri bentar di depan cermin (agak-agak kekecilan sik, tapi ndak masalah lah)

"Yang ini berapaan pak?"

"Itu... 35 ribu." Kata si bapak

"Bisa kurang nggak?"

"30 deh, udah pas." 

"25 ya pak?" Kata saya dengan senyum lebar + puppy eyes.

Si bapak diam sejenak, kemudian bilang

"Ya.... Boleh...." 

*agak-agak setengah hati kayaknya :P*

Akhirnya transaksi pun terjadi, saya dapat peci dan si bapak dapat rejeki.

*sekarang lagi memandangi si peci, still feels something doesn't right deh :))*

Thursday 6 June 2013

Reading List Blogspot


Salah satu fitur blogspot yang saya suka, dan mungkin sudah pada tahu semuanya :D

Reading List merupakan fitur yang diberikan oleh blogspot kepada penggunanya untuk mengikuti update tulisan dari blog yang dimiliki oleh orang lain, dan jangan salah blog yang bisa kita masukan ke reading list bukan hanya yang ber platform saja, tapi juga platform lain seperti wordpress, tumblr, dll.

Fitur Reading List ini berada di bagian dashboard di sebelah bawah daftar nama blog yang kita miliki.



Untuk mengaktifkannya pun tidak sulit, daftar blog kita ada tulisan Reading List, nah di bawahanya lagi ada tombol "Add". Nah... Tinggal pencet aja tuh tombol, ntar akan muncul pop up window seperti pada gambar kedua, tinggal masukkan link dari blog yang hendak kita follow.

Fitur ini sangat bermanfaat jika kita hendak memfollow blog seseorang yang ber platform blogspot namun tidak menemukan tombol follow dan seperti yang tadi sudah saya sebutkan platform lain selain blogspot.

Sekian sekilaf info dari saya, semoga bermanfaat :)

Monday 3 June 2013

Hore Lulus!!!

Hari Sabtu tanggal 31 Mei 2013 kemarin merupakan pengumuman kelulusan UN untuk SMP/MTs. Kebijakan sekolahan kami pengumuman kelulusan diberikan kepada orang tua, sementata siswa cukup menunggu di rumah. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi arak-arakan ataupun hal negatif lainnya.

Namun demikian sedari pagi sekolah sudah dipenuhi anak-anak kelas 9 yang hendak membayar tagihan ujian praktek yang belum di selesaikan. Sambil menunggu giliran praktek, ada beberapa siswa yang ngajak saya ngobrol

"Pak, saya deg-degan." kata seorang siswi.

"Kenapa deg-degan?" jawab saya.

"Aku takut nggak lulus pak." katanya lagi dengan muka memelas.

"Positif thinking aja, berdoa semoga nanti lulus."

"Aku takut pak, soalnya kalau aku nggak lulus ibu nggancem akan menikahkan aku..." dengan muka yang lebih memelas.

Gubraks.... Kayaknya nggak mungkin banget deh. Saya coba beri pengertian ke dia.

"Jangan terlalu dipikirkan, anggap saja ibu kamu becanda. Orang tua juga gak bakal dengan mudah menikahkan anaknya. Soalnya ntar kalau terjadi apa-apa juga orang tua yang bakalan menanggung akibatnya.

Untungnya kekhawatiran si anak ini tidak terjadi.

Pukul 14.00 orang tua siswa mulai berdangan, hampir semuanya memenuhi undangan dari sekolahan. Semua berkumpul di aula sekolah dan sekitar pukul 14.30 wib acara pun dimulai. Dan ternyata dari semua siswa yang ikut Ujian Nasional tahun ini, tidak ada satupun yang tidak lulus. Semuanya lulus 100%.

Bukan hanya sekedar lulus, bahkan ada beberapa prestasi yang di raih baik oleh sekolah maupun siswa, dari mulai penyelenggaraan UN yang dinilai bagus (padahal sekolah kami bari pertama kalinya menyelenggarakan UN) sampai dengan prestasi seorang siswi yang memperoleh nilai sempurna untuk mapel Bahasa Indonesia.

Lega rasanya mengetahui semua siswa lulus dan senang rasanya hari ini melihat mereka semua yang tertawa bahagia karena sudah lulus dari jenjang SMP.

Selamat untuk semuanya dan sukses untuk jenjang berikutnya dan semoga tercapai semua cita-cita kalian :)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites