Sekolah

Cerita-cerita yang terjadi di sekolah

Cerita Sehari-Hari

Hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Internet

Segala sesuatu yang berhubungan dengan internet dan blogging

Jamban Blogger

Jamban Blogger

Tulisan Jaw merupakan anggota dari Jamban Blogger

Thursday 23 July 2015

Anugerah Terindah Dari Tuhan

Berawal dari saya nge like postingan informasi bedah buku yang di posting di dinding FB mas Kardi Marthani, saya diajak beliau untuk ikut dalam kegiatan tersebut. Singkat cerita, pada hari yang sama (Sabtu, 11/7) di sekolah juga ada kegiatan namun saya diperbolehkan untuk ijin.

Acara berlangsung dari pukul 15.00 wib sampai selesai. Bertempat di sekretariat bersama diffabel Solo, kawasan gedung kesenian Sriwedari Solo.
Adapun buku yang di bedah adalah buku karangan mas Koko Prabu berjudul "Anakku CdLS."

Mengenai mas Kardi Marthani dan mas Koko Prabu, beliau berdua merupakan orang tua dari anak berkebutuhan khusus dan aktif dalam yayasan dan kegiatan diffabel. Saya sudah cukup lama mengenal beliau berdua, bahkan pernah berkesempatan untuk bertemu dan ngobrol banyak.

Buku Anakku CdLS berisi kisah dari Oyik, putra dari mas Koko Prabu penyandang CdLS.
Saya tiba di tempat acara sekitar pukul 15.30 wib. Suasana masih sepi, sempat merasa kikuk karena baru pertama kali kesana dan tidak banyak kenal orang. Namun perasaan kikuk tersebut hilang karena sambutan hangat dari mas Kardi dan mas Koko. Sempat kaget dan nggak menyangka mas Koko masih ingat saya pernah main ke rumah beliau padahal itu sudah lama berlalu (jadi malu karena saya suka keasyikan sendiri dan sok sibuk dengan diri sendiri).

Acara dimulai sekitar pukul 16.00 wib. Awalnya hanya sekitar 10 peserta yang hadir, namun dengan berjalannya waktu semakin banyak peserta yang datang, dari berbagai kalangan baik diffabel maupun non diffabel.

Dari acara kemarin, saya baru tahu apa itu CdLS (walaupun dulu saya pernah ngobrol dengan mas Koko dan bertemu langsung dengan Oyik, tapi saya belum pernah bertanya jenis diffabilitas yang disandang oleh Oyik).

Secara sederhana CdLS adalah diffabilitas disebabkan mutasi genetis yang terjadi saat pembuahan. Dan hal tersebut terjadi begitu saja, bukan karena bakteri, penyakit atau yang lainnya. It happen just like that. Dan dapat terjadi pada siapa saja (untuk informasi lebih detail mengenai CdLS bisa dibaca disini).

Selain informasi/penjelasan mengenai apa itu CdLS, dalam acara kemarin mas Koko banyak berbagi pengalaman dalam mengasuh Oyik. Segala macam suka dan duka dalam mengasuh seorang anak. 

Saya terlalu asyik mendengarkan penjelasan dari narasumber sampai tidak sadar kalau dengan semakin bertambahnya jumlah peserta sampai ke luar ruangan.

Satu hal yang nggena banget bagi saya adalah saat mas Koko menyatakan bahwa bagi dia Oyik adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan (bukan kutipan langsung tapi intinya adalah sama).

Dari yang pernah saya temui/ amati, kebanyakan orang tua yang diberi anak berkebutuhan khusus akan menyatakan bahwa itu merupakan sebuah ujian yang diberikan Tuhan, bahkan terkadang ada juga orang tua yang denial, menganggap anaknya "normal" tidak mau mengakui bahwa anaknya berkebutuhan khusus dan butuh penanganan khusus pula.

Sebuah sikap yang sederhana, namun saya yakin tidak semua orang bisa melakukannya. Menerima setiap apa yang diberikan Tuhan (baik maupun buruk menurut manusia) sebagai sebuah anugerah dari Tuhan. Selalu berprasangka baik terhadap Sang Pencipta.

Terima kasih untuk pelajaran yang saya dapatkan kali ini. Semoga melalui buku imi mas Koko dapat menginspirasi lebih banyak lagi orang. Semoga Tuhan selalu memberkahi mas Koko sekeluarga.

Saturday 11 July 2015

Nikmatnya Ramadhan Tahun Ini

Selama ini saya merasa iri dengan kakak saya. Karena pekerjaannya dia berangkat pukul 9 bahkan terkadang pukul 10 lagi, ditambah lagi libur tiap akhir pekan. Sehingga dia punya banyak waktu untuk mengurus orang tua. Menyiapkan sarapan, membantu ini dan itu. Sementara saya tiap hari tergopoh-gopoh menyiapkan diri untuk bekerja. Jangankan koq mengurus orang tua. Mengurus diri sendiri saja terkadang masih banyak yang meleset. Sementara kalau sore hari relatif tidak ada (banyak) yang bisa saya lakukan. Makanan sudah disiapkan, pekerjaan di rumah sudah beres. Sering saya mendahului pulang (aturan harusnya pulang pukul 3, tapi saya pulang pukul 2.30/ pukul 3 kurang), demi segera sampai rumah, walaupun akhirnya toh sekedar menemani orang tua.

Seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya, bahwa liburan akhir tahun ini libur selama sebulan penuh selama Ramadhan. Hanya ada beberapa kegiatan sekolah yang tidak banyak menyita waktu. Otomatis, 24 jam sehari saya di rumah.

Sebenarnya tidak ribet dan tidak banyak kerjaan selama di rumah. Terlebih karena bapak terutama orangnya tidak bisa diam. Aktifitas sehari2 kalau bisa dikerjaan sendiri akan beliau kerjakan. Tidak hanya sekedar menyuruh. Sering kali saya bilang

"Udah tho pak, bapak tinggal bilang aja ntar aku yang kerjain."

Tapi beliau bilang.

"Udah nggak apa-apa. Biar bapak ada kerjaan. Sekalian olah raga juga."

Mau jawab apa hayo klo alasannya seperti itu.

Saya bersyukur masih mempunyai orang tua yang lengkap. Ibu walaupun dalam kondisi pasca stroke, tapi beliau bisa melakukan aktifitas pribadi secara mandiri. Tidak rewel, kalau minta ini itu pun yang wajar, bukan yang aneh-aneh. Sementara bapak, seperti yang saya sampaikan tadi, aktifitas sehari-hari tak pernah berhenti. Ditambah lagi beliau momong cucu. Beberapa bulan lalu beliau sempat masuk rumah sakit karena kecapean. Jujur hal itu yang membuat saya kepikiran dan suka parno sendiri.

Saya bersyukur, Ramadhan ini full libur. Saya bersyukur bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang tua. Saya bersyukur karena harapan saya terkabul.

Friday 10 July 2015

ngaMall di Bulan Ramadhan

Saya sangat jarang menghabiskan waktu ngabuburit, atau malam hari selepas maghrib dengan jalan-jalan di mall. Selain tidak hobi, alasan paling utama tidak ada duit :p Tapi sesekali boleh lah jalan-jalan di mall sambil refreshing menghilangkan kejenuhan di rumah.

Seperti yang sudah diketahui setiap orang, yang namanya mall kalau bulan Ramadhan pasti rame nya. Apalagi kalau menjelang Idul Fitri, udah berasa kayak di pasar tradisional, tumpah ruah berdesak-desakan. Dengan berbagai macam tujuan, dari belanja kebutuhan sehari-hari, kebutuhan Idul Fitri, nonton film (kalau mall nya ada gedung bioskop), sekedar jalan-jalan, atau yang anti mainstream main ke mall untuk nyopet #Eh

Nyinyiran/sindiran mengenai fenomena ini sudah aja sejak puluhan tahun lalu (waktu itu mall di kota Solo belum sebanyak sekarang), dimana shof sholat di masjid mengalami kemajuan karena berkurangnya jamaah sholat karena orang-orang sibuk ngaMall memasuki pertengahan sampai akhir bulan Ramadhan.

Banyak daya tarik (godaan) yang ditawarkan oleh mall. Dari mulai potongan harga, tawaran hadiah, sampai "kesadaran" masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Idul Fitri. Kata kesadaran saya beri tanda kutip karena yang saya lihat terjadi salah kaprah dalam pemahaman menyambut Idul Fitri. Kebanyakan orang mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri dengan belanja berbagai macam hal, dari mulai baju, makanan, perlengkapan rumah, bahkan sekarang bergeser/bertambah dengan "kesadaran" untuk memperindah rumah dengan membeli peralatan elektronik baru. Yang beli TV/peralatan audio/kulkas atau alat elektronik lain demi Idul Fitri adaaa... I would say that's unbelievingly amazing!

Kesadaran masyarakat itu didukung dengan adanya berbagai macam tawaran kemudahan dari mall. Berbagai macam diskon (sampai 50% lebih) dan penawaran hadiah, membuat orang menjad kalap dalam belanja.

Seorang teman saya pernah berkata

"Ayo beli, mumpung ada diskonan. Kapan lagi bisa beli barang ginian dengan harga murah?"


Padahal kalau kita mau mengamati, dalam satu tahun, ada banyak event yang "mewajibkan" pihak mall/toko untuk melakukan penawaran potongan harga. Saya sebut wajib karena pada saat-saat tersebut bisa dipastikan ada diskonan. Mulai dari tahun baru (yang biasanya digabung dengan event natal dan akhir tahun - end year sale). Memasuki bulan Februari ada sale dalam rangka menyambut Valentine, disusul dengan Imlek, Paskah, Idul Adha, sale pertengahan tahun (awal tahun ajaran baru). Bulan Agustus ada sale menyambut ulang tahun kemerdekaan RI (masih adakah yang terlewat? Belum lavi kalau pihak mall/toko ber ulang tahun, atau event khusus semacam *Sisipkan Nama Kota Disini* Great Sale, dll.

Dan, walaupun tema utama menyesuaikan event yang ada (contoh saat Idul Fitri kita akan banyak menemukan pakaian muslim, dst). Tapi potongan harga berlaku juga untuk produk-produk lainnya. Tentu saja besaran potongan harga sepenuhnya kewenangan dari pihak toko untuk menentukan.

Kesimpulannya, belanja apapun sesuaikan dengan kebutuhan. Jangan khilaf dan kalap dalam berbelanja saat godaan diskon begitu gencar menerpa. Justru jadikanlah sebagai budak anda. Contoh, anda butuh sepatu karena sepatu lama anda sudah butut, kebetulan ada diskonan untuk produk tersebut. Jangan malah sebaliknya khilaf dan kalap saat melihat diskon, tanpa pikir panjang langsung beli, begitu sampai rumah baru kepikiran

"Kenapa tadi gue beli ya? Di rumah kan masih ada banyak?"

Yang ada malah jadi mubazir dan nyesel.

N.B. Oh iya, sudah tiga tahun ini lho saya tidak belanja baju buat lebaran. Yang mau kirim parcel baju lebaran, silahkan komentar di comment box #Eh #KemudianDiKeplakiOrangSeRT

Monday 6 July 2015

Mengisi Liburan Panjang

Salah satu kegembiraan, atau bisa saya bilang kegembiraan terbesar dari (sebagian besar) pelajar adalah saat liburan. Bukan tanpa dasar saya menyatakan hal tersebut, sangat sering saya menerima pertanyaan-pertanyaan dari siswa di sekolah kami

"Pak libur panjangnya kapan ya?"

Pertanyan semacam itu mereka lontarkan di pertengahan semester, bahkan tak jarang ada juga yang bertanya di awal-awal semester. Saking seringnya saya menerima pertanyaan tersebut, saya suka ngasal dan cuek jawabnya.

"Ntar hari Minggu kalian libur." Atau kalau enggak

"Ntar tanggal 17 Agustus." Atau tanggal merah hari libur nasional.

Walaupun mereka menanti-nanti dan sangat menikmati liburan, namun sebenarnya mereka bosan juga kalau liburnya terlalu lama. Sering kali sehabis libur panjang giliran saya yang bertanya.

"Liburan kemarin kalian kemana aja?"

Walaupun jawaban mereka beranekaragam, namun ada satu kesamaan

"Bosan pak kelamaan libur di rumah g ada kerjaan, acara TV mbosenin."

Giliran saya yang ketawa mendengar jawaban mereka.

Untuk libur kenaikan kelas tahun ini kebetulan bertepatan dengan puasa Ramadhan dan Idul Fitri dan sekolah kami termasuk salah satu sekolah yang meliburkan seluruh kegiatan KBM selama Ramadhan dan libur Idul Fitri, KBM aktif kembali tanggal 27 Juli 2015.

Saya jadi membayangkan bagaimana kebosanan mereka selama liburan, jika mereka tidak punya rencana/acara untuk mengisi liburan.

Liburan akhir tahun pelajaran tahun kemarin lumayan panjang juga, saya semat menawarkan di facebook saya untuk anak-anak yang mau bisa main ke sekolah untuk belajar origami bersama-sama. Saya pikir daripada mereka tidak ada kerjaan mending di arahkan ke hal yang positif. Kebetulan tahun kemarin ada jadwal piket untuk guru. Namun sayangnya tidak ada anak yang menerima tawaran saya walaupun gratis.

Sementara untuk tahun ini, saya tidak mendapatkan pemberitahuan tentang piket. Satu hal positif sih menurut saya jadi saya bisa fokus untuk mengurus orang tua di rumah :D
Libur sekolah, apalagi libur panjang sekolah merupakan salah satu tantangan lain yang harus dihadapi oleh orang tua sendirian, tidak ada lagi sekolah yang me back up mereka, yang bisa mereka pasrahi kewajiban untuk mendidik anak.

Hal ini menuntut kreatifitas orang tua dalam mengarahkan anak-anak mereka secara mandiri selama liburan. Dan, sebenarnya tidaklah sulit serta membutuhkan biaya yang banyak. Contoh sederhana, melibatkan anak dalam pengelolaan rumah tangga, membagi tugas dan melatih anak-anak tugas-tugas rumah tangga, melibatkan anak-anak dalam pekerjaan (ada beberapa siswa yang memiliki orang tua pedagang, dan sepulang sekolah mereka membantu orang tua berjualan).

Kegiatan lain yang bisa diakukan adalah melibatkan anak dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan atau religius, terlebih karena ini bulan Ramadhan, banyak kegiatan seperti TPA, baik menjadi siswa maupun asisten pengajar, membantu ta'mir masjid membersihkan masjid, mengatur masjid sebelum digunakan untuk sholat, dll.

Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan positif ain yang bisa dilakukan saat libur panjang. Kegiatan-kegiatan yang tidak membutuhkan banyak biaya namun banyak manfaatnya. Tentu saja kegiatan-kegiatan yang membutuhkan biaya semacam piknik atau menonton bioskop pun juga tidak dilarang selama itu sifatnya positif.

Selamat liburan panjang untuk semuanya dan selamat berkreatifitas untuk para orang tua dalam mengasuh putra putrinya selama liburan panjang ini.

Oh iya, blogging juga bisa dijadikan salah satu alternatif yang bisa dilakukan saat liburan :D

Sunday 5 July 2015

Obrolan Dengan Satpam Bank

Di suatu siang nan terik terjadilah percakapan antara nasabah bank (Me) dengan satpam bank di tempat parkir bank tersebut.

Me: "Pak satpam mau tanya." 

Kata saya sambil mencolek pak satpam yang tengah sibuk membantu mengatur parkir.


Satpam: "Iya, ada yang bisa dibantu?" Kata pak satpam dengan ramah.

Me: "Selain disini kantor cabang mana lagi yang ada mesin setor tunia nya?"

Satpam: "Di kantor cabang Solo Baru ada mas."

Me: (sambil mikir) "Yang sebelah mana ya?"

Satpam: "Deretan ruko depan Hartono Mall itu lho mas."

Masih mengingat-ingat, setahu saya di depan Hartono Mall adanya minimarket dan kantor leasing. Agak dekat ada bank tapi bukan bank yang sama.

Me: "Seingat saya yang dekat patung Pandawa itu ya pak?"

Satpam: "Iya, itu yang saya maksud."

Me: "Lah pak, itu mah jauh dari Hartono Mall."

Satpam: "Kalau mau belok kan harus muter dulu lewat patung Pandawa."

Sambil tetap dengan senyumnya


Me: Aaaaaarh.... 

#Mbrakoti_Aspal_Jalan

Friday 3 July 2015

Aku Menulis Maka Aku Ada

Cogito ergo sum, sebuah ungkapan dari Renè Descartes yang artinya aku berpikir maka aku ada.

Proses berpikir merupakan bagian dari akal budi yang merupakan pembeda antara manusia dengan mahkluk lain. Manusia dianugerahi akal dan budi agar manusia berkembang dan mengembangkan dirinya.

Sehubungan dengan proses berpikir yang dimilikinya, manusia membutuhkan media untuk mengungkapkan/ mengkomunikasikan pikirannya tersebut kepada orang lain. Media yang biasa dipakai adalah media tulisan. Karena cakupannya yang lebih luas dibandingkan media lisan. Dan dengan tulisan pula ide atau pemikiran kita masih bisa di ketahui orang lain puluhan bahkan ratusan tahun setelah pemikiran tersebut muncul.

Sehubungan dengan hal tersebut, menurut saya menulis adalah sebuah kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang terlepas dari tingkat pendidikan, strata sosial maupun jenis pekerjaan. Menulis merupakan sebuah pekerjaan yang mudah dan sederhana, selama seseorang sudah mengenal abjad maka dia sudah bisa menulis.

Namun demikian merangkai kata menjadi kalimat, merangkai kalimat menjadi sebuah paragraf yang komunikatif, menarik dan bagus, bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Penguasaan materi dan (yang paling penting menurut saya) latihan secara terus menerus akan seseorang pandai dalam menulis. Seperti kata pepatah "Kota Roma tidak dibangun dalam satu hari." Demikian juga kecakapan dalam menulis.

Saya menyadari bahwa saya bukan termasuk penulis yang handal, bertahun-tahun latihan nge blog, masih banyak kekurangan saya. Materi yang terlalu dangkal, tema tulisan yang tidak menarik, dan sebagainya. Saya masih berproses dan akan terus berproses agar menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Mempertahankan eksistensi saya sebagai manusia yang berpikir, melatih otak saya agar terus berpikir, agar terus berkembang serta melatih kreatifitas saya. Karena saya berkeyakinan ketika seseorang berhenti berpikir, tidak mau mengembangkan pola pikirnya maka tidak ada bedanya dengan orang mati. Kritikan dan masukan saya terima dengan senang hati, justru dengan adanya kritikan dan masukan lah saya bisa mengetahui kekurangan saya. Jika ada yang salah maka koreksilah.

Mari kita budayakan menulis, mengungkapkan ide-ide kita dalam bentuk tulisan. Agar orang lain bisa memahami kita. Dan jangan pasung kreatifitas seseorang, jangan larang seseorang untuk menulis hanya karena tulisannya tidak menarik. Karena bisa jadi tulisan kita tidak lebih baik dari tulisan orang tersebut.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites