Tuesday 28 May 2013

Pendidikan Seksual Untuk Remaja


Selama beberapa tahun ini wacana mengenai pendidikan seks di sekolah menuai pro dan kontra, bahkan tidak sedikit yang salah paham mengenai hal ini. Untuk memahami lebih lanjut, ada baiknya kita kupas satu per satu mengenai pendidikan seksual.

Banyak terjadi orang-orang yang menentang pendidikan seks untuk remaja karena menganggap bahwa pendidikan seks berarti mendidik atau mengajarkan anak/ remaja bagaimana melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu dari awal harus di luruskan mengenai pengertian pendidikan seks itu sendiri. Ada tiga pengertian pendidikan seks yang bisa kita jadikan acuan untuk memahami mengenai pendidikan seksual itu sendiri.

Pendidikan seks adalah salah satu bentuk pengenalan fungsi seks dan organ-organ seksual untuk menjamin kesehatan dan fungsi seks yang normal (psychologymania.com)
Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.

Pengertian yang lainnya Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan dan sebagainya. (belajarpsikologi.com)

Dari ketiga pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan seks bukan melulu mengajarkan mengenai bagaimana cara berhubungan seksual. Pendidiakn seksual mengajarkan remaja mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas secara baik dan benar. Seksualitas disini meliputi perkembangan seksual sekunder pada remaja (mimpi basah pada pria dan menstruasi pada wanita), perubahan hormon seksual, fungsi alat kelamin, dan juga mengenai penyakit-penyakit seksual.

Beberapa bagian dari pendidikan seksual sudah diajarkan di mata pelajaran lain, seperti misalnya dalam biologi diajarkan mengenai hormon seksual pada pria dan wanita, produksi sperma pada pria dan sel telur pada wanita, dan juga mengenai mimpi basah serta menstruasi. Selain itu mata pelajaran agama juga mengajarkan bahwa hubungan seksual hanya boleh dilakukan oleh pasangan suami istri.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kalau dalam mata pelajaran lain sudah ada pembahasan mengenai hal-hal tersebut diatas, masih perlu kah ada pendidikan seksual yang diberikan secara khusus kepada remaja?

Jawabannya adalah perlu, dengan argumentasi pembahasan mengenai seksualitas pada mata pelajaran tersebut hanya bersifat umum dan sekilas, seperti yang kita tahu mata pelajaran biologi tidak hanya membahas mengenai reproduksi saja tapi masih banyak hal yang lainnya. Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan seksual yang membahas mengenai seksual secara mendalam dan benar serta terarah. Pendidikan seksual bisa dimasukkan kedalam Bimbingan Konseling ataupun muatan lokal. Sedangkan untuk kurikulumnya bisa disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di masyarakat sekitar, sebagai contoh kurikulum untuk sekolah yang berada di kota besar yang banyak terjadi kehamilan di luar nikah, praktek aborsi tentu saja berbeda dengan sekolah yang berada di kota kecil yang tingkat kehamilan di luar nikah dan aborsinya mendekati nol.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa pendidikan seksual merupakan tanggung jawab dari orang tua, mereka lah yang seharusnya mengajarkan seksualitas kepada anak-anaknya. Hal tersebut ada benarnya, namun berapa persen orang tua yang mampu mengajarkan/ men transfer ilmu mengenai seksualitas kepada anaknya secara baik dan benar? Bahkan tidak jarang orang tua yang merasa tabu membicarakan mengenai seksualitas kepada anak-anaknya. Kasus lain ada juga remaja yang merasa kurang nyaman untuk membicarakan mengenai seksualitas dengan orang tuanya. Sebagai contoh mengenai menstruasi ataupun mimpi basah.

Penutup, permasalahan seksualitas terjadi dimana-mana, bukan hanya monopoli kota-kota besar saja, oleh karena itu remaja perlu dibekali dengan pengetahuan yang tepat, benar dan terarah mengenai seksualitas, oleh karena itu dibutuhkan adanya pendidikan seksual untuk mereka. 

sumber gambar: memecrunch

4 comments:

Yang lagi marak sekarang film - film remaja Indonesia banyak menampilkan adegan - adegan dewasa yang tak seharusnya dilakukan dan hal itu bisa menimbulkan dampak buruk jika sang anak menontonnya tanpa didampingi oleh orang tua karena masa remaja, masa tingkat keingin tahuan anak sangat tinggi.
Nice info :)

memang remaja adalah ukuran labilnya dalam fase kehidupan, kalau tidak diajarkan atau dikontrol mereka bisa bertindak diluar dugaan, kita lihat saja bagaimana gaya pacaran remaja yang mengarah kepada seks.... saya rasa pendidikan seks cukup penting,

@Ika Mahardika Ningtyas & @sabda awal
Iya mbak, pengaruh dari luar memang luar biasa, oleh karena harus dibekali tameng yang kuat salah satunya dengan memberikan pendidikan dan pengarahan tentang seksualitas yang benar dan tepat.

Artikel yang sangat bermanfaat. Terima kasih

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites