Pagi kemarin seorang wali siswa kelas 8 datang ke sekolahan, beliau meminta bantuan wali kelas untuk memotivasi anaknya, yang sudah beberapa hari ini mogok tidak mau sekolah. Menurut beliau orang tua sudah mencoba sekuat tenaga untuk memotivasi anaknya tersebut agar mau sekolah, namun apa daya si anak tetap bergeming dan tidak mau sekolah. Beliau berharap jika wali kelas yang memberi dorongan/ memotivasi si anak akan lebih bisa menerima dan mau kembali ke sekolah.
Informasi dari wali kelas dan juga pengamatan saya sendiri, selama ini si anak tidak ada masalah selama di sekolah. Memang ada saat-saat dimana sesama mereka saling ejek satu sama lain, tapi sepanjang pengamatan kami ejekan-ejekan mereka masih dalam taraf yang wajar (masih di bawah "humor" yang di lontarkan di acara tv tiap sore menjelang malam itu). Sementara dari orang tua menyatakan bahwa si anak tidak ada masalah di rumah. Cuman memang si anak orangnya pendiam dan tertutup. Wali kelas menyatakan akan datang ke rumah sebelum hari Senin besok untuk memotivasi si anak bersangkutan.
Entah kebetulan atau tidak, sore harinya, saya menonton acara Hitam Putih di Trans7 dan salah satu bintang tamunya adalah seorang anak berumur 8 tahun yang bernama Ratna Setianingsih. Apa yang "hebat" dari seorang Ratna Setianingsih ini? Ternyata di umur yang masih sangat muda tersebut dia masih harus bekerja untuk menghidupi keluarganya, karena ayahnya sudah meninggal sedangkan ibunya bekerja di luar kota dengan penghasilan yang jauh dari pas-pasan (nenek dari si Ratna yang juga hadir disitu menyatakan bahwa si ibu mengirim uang setiap 3 bulan sekali sebesar Rp 150.000,- seratus lima puluh ribu untuk 3 bulan? Sangat jauh dari kurang). Dan satu hal yang saya salut walaupun si Ratna harus bekerja menghidupi nenek dan adiknya dia masih bersemangat untuk bersekolah. Tiap pagi dia berangkat sekolah dan sepulang sekolah dia baru berjualan makanan yang telah disiapkan neneknya.
Bandingkan dua cerita di atas, yang pertama si anak tercukupi kebutuhannya oleh kedua orang tua, walaupun mungkin tidak sebanyak yang dia inginkan, namun dia tidak harus bekerja membanting tulang untuk bisa makan sehari-hari. Orang tuanya masih lengkap dan bertanggungjawab atas semua kebutuhan keluarganya. Yang harus dia lakukan hanyalah belajar dan bersekolah dengan baik, yang pada akhirnya si anak sendiri yang akan mendapatkan keuntungan dari bersekolah.
Cerita diatas bukanlah satu-satunya, beberapa kali kami menemui anak-anak yang merasa malas untuk bersekolah, dengan berbagai macam alasan. Beberapa diantaranya bisa di motivasi untuk tetap bersekolah, beberapa diantaranya tidak mau lagi melanjutkan sekolah dengan alasan malas.
Umur SMP, pengetahuan masih sangat kurang, ketrampilan juga masih belum cukup. Jika tidak melanjutkan sekolah, mau langsung terjun bekerja. Pekerjaan apa yang bisa menampung mereka? Kecuali pekerjaan kasar seperti buruh yang tidak mempunyai masa depan yang cerah?
Tidak kah mereka punya keinginan untuk mempunyai kehidupan yang baik? Menjadi kaya dan meraih kesuksesan? Dan semuanya itu bisa diraih dengan pendidikan dasar yang baik. Paling tidak bersekolah sampai dengan lulus setingkat SMA/SMK dan jika lulus SMA/SMK mau langsung bekerja pilihan pekerjaan lebih banyak daripada lulusan SD atau SMP dan jika suatu saat mereka hendak bersekolah lagi di jenjang lebih tinggi (kuliah) akan lebih mudah.
2 comments:
good... bagus banget..!
follback
http://errornita.blogspot.com/
:)
Post a Comment
Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.