Saturday 23 February 2013

Hadiah Untuk Anak-Anak

Untuk memancing semangat belajar anak-anak yang masuk dalam kelompok motivasi yang saya asuh. Saya memberikan iming-iming hadiah untuk mereka yang mendapatkan nilai tertinggi setiap try out kali try out.

Hal tersebut saya sampaikan di awal pertemuan pertama dan sering saya ulang di pertemuan-pertemuan berikutnya. Seperti biasa ada kontroversi diantara mereka (lebih tepatnya masukan atau protes sih). Berhubung saya hanya memberikan satu hadiah kepada yang nilainya tertinggi. Ada yang usul supaya hadiahnya diberikan kepada juara 1 - 3 bahka  ada juga yang meminta hadiahnya untuk semua. Namun saya tetap bersikukuh hanya satu orang dengan nilai tertinggi yang saya beri hadiah.

Untuk hadiahnya saya tidak tentukan, dalam artian setiap kali try out hadiahnya berbeda. Saya berusaha mencarikan hadiah yang sekiranya anak-anak sukai. And it's quite tricky to hunt such present. Untuk try out pertama dulu yang mendapat nilai tertinggi saya berikan coklat, dengan pertimbangan anak-anak biasanya suka dengan coklat.

Sedangkan untuk try out kedua kemarin agak sulit karena anak yang mendapat nilai tertinggi wanti-wanti

"Jangan coklat ya pak. Aku ndak suka."

Waduh... Apa dong? Kepikiran juga kalay coklat terus-terusan anak-anak bakal bosan, lagian klo makanan habis ndak ada kenangannya. Akhirnya mampir lah saya ke toko pernak-pernik sepulang sekolah. Berkeliling nyari benda-benda lucu yang sekiranya disukai anak-anak. Berhubung mereka bersebelas cewek semua, saya pikir mereka bakalan suka dengan pernik-pernik lucu.

Selain beberapa pernik lucu, disitu saya lihat ada kertas bergelombang mirip dalaman kardus warna-warni (saya nggak tahu namanya apaan) yang biasa dipakai untuk prakarya. Saya bungkus lah keduanya dengan bungkusan yang berbeda, dan ketika saya berikan, sambil manyun si anak bilang.

"Yah pak guru... Ini kan buat prakarya anak kecil. Anak-anak TK..."

Dengan cueknya saya bilang.

"Gak apa-apa buat latihan ketrampilan kamu, lagi pula kalau hasil buatan kamu bagus, bisa kamu jual nantinya."

Yang awalnya manyun berubah jadi ketertarikan dan akhirnya seharian kami habiskan untuk bikin prakarya bareng teman-temannya di perpustakaan. Dan seperti halnya pada kasus burung kertas kemarin, walaupun sederhana dan mudah membuatnya, anak-anak banyak juga yang belum tahu cara membuatnya.

2 comments:

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites