Sekolah

Cerita-cerita yang terjadi di sekolah

Cerita Sehari-Hari

Hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Internet

Segala sesuatu yang berhubungan dengan internet dan blogging

Jamban Blogger

Jamban Blogger

Tulisan Jaw merupakan anggota dari Jamban Blogger

Monday, 30 December 2013

Balada Motor Kesayangan

Sekitar 3 minggu yang lalu motor saya mulai rewel, suaranya mulai aneh dan nggak nyaman untuk dikendarai. Si bapak mulai mewanti-wanti untuk segera memeriksakan motor saya. Tapi berhubung tanggung bulan saya menundanya sampai saatnya gajian toh juga cuman (sekitar) 2 minggu lagi gajian. Tapi apa mau dikata, walaupun sudah berhati-hati makainya tetap saja belum nyampai 2 minggu si motor jadi tambah parah sakitnya, daripada ntar kenapa-kenapa di jalan akhirnya saya pinjam dulu motor kakak, sementara motor saya tinggal di rumah.

Tapi... Sama si bapak motor saya di suruh bawa ke bengkel deket rumah (bukan bengkel resmi), selang dua hari motor udah jadi. Ada beberapa onderdil yang harus diganti, dan habisnya nyampe 300rb, hadeeeh... #tepokjidat #duitnyaminjemdulu.

Saya cobain motornya, koq suaranya masih agak2 nggak enak yah? Akhirnya saya bertekad ntar kalau udah gajian akan saya bawa ke bengkel buat di cek sekali lagi. Daaan.... Benar tho dugaan saya? Baru dua hari pakai, belt (sabuk yang ada di dalam mesin pengganti rantai) jebol, putus tidak bisa dipakai lagi. Akhirnya digantilah dengan yang baru dan kali ini dibawa ke bengkel resmi, hanya belt nya saja yang diganti, lainnya tidak. Tekad saya semakin bulat, ntar kalau gajian harus di cek, bagian-bagian mana yang bermasalah. 

Apa daya manusia berencana, Allah yang menentukan, gajian yang saya tunggu-tunggu ternyata ditunda, harus bersabar menunggu. Dan seperti pepatah tak kunjung dirundung malah *iye emang lebay*, kucing saya yang satunya sakit mencret, hadeeeh... #tepokjidatlagi.

Dan setelah menunggu akhirnya gajianpun tiba, seperti rencana semula sepulang gajian mau langsung ke bengkel buat nge cek si motor. Tapi apa daya, lagi-lagi apes deh, di tengah jalan ban bocor. Setelah muter-muter nyari tambal ban akhirnya ketemu juga, dan ternyata setelah di cek bukan hanya bocor, tapi ban luar sobek karena udah tipis (emang sudah saatnya harus ganti sih), untungnya di bengkel cukup lengkap. Ganti ban sekalian ganti oli (yang emang sudah saatnya harus diganti pula). Ban nya sudah nyaman, tapi mesinnya masih belum berubah masih saja suaranya serak-serak ancur.

Hari minggu kemarin, akhirnya baru bisa ke bengkel resmi yang untungnya buka (baru tahu ini saya). Nge jongkrok di depan mas-mas montir yang menelanjangi motor saya *halah*

Dia tanya

"Mas, motornya pernah di buka?"

"Iya mas, kemarin itu di bengkelke buat ganti ini itu, kenapa mas?"

Si mas pun nunjukin kerjaan bengkel sebelumnya yang nggak rapi, bagian dalam mesin pada boncel-boncel -_-"

Setelah diotak-atik sama si mas montir, dia pun menghampiri saya 

"Mas ini ada beberapa komponen yang harus diganti, yang ini, sama yang ini, sama yang ini"

Katanya sambil nunjukin komponen yang dimaksud.

Waduh... Koq banyak juga yah yang harus diganti @_@

"Berapaan mas harganya?" tanya saya

"Yang ini 600, klo yang ini 350, sementara klo yang ini 40 ribu."

Hadeeeeh... Koq yo larang timen yo?

"Uhmm... Yang harus segera diganti yang mana ya?"

"Yang ini mas," katanya sambil nunjukin komponen seharga 40rb

Alhamdulillah... Pikir saya, lumayan lah nggak mahal-mahal banget

"Yaudah, sementara ganti dulu yang itu ya mas, lainnya nyusul."

"Tapi sebaiknya komponen lain segera diganti juga mas, soalnya kalau nggak ntar tambah parah, yah... 2 bulanan lah."

Bismillah... Bertahap deh ganti onderdilnya, sekuatnya isi kantong yang ada.

Sambil melamun ngeliatin si mas yang ngebenerin motor saya, segala macam onderdil dibongkar, bener-bener ditelanjangi bulat-bulat deh. Cukup lama menunggu, sekitar 3 jam an, motor saya akhirnya selesai. Hasilnya memuaskan bagi saya, suara-suara aneh udah nggak kedengeran lagi, tarikannya juga sudah lancar, nggak seret lagi. Bismillah semoga tetap seperti itu sampai ganti onderdil yang lainnya lagi.

Sunday, 22 December 2013

My! My! Time Flies


Tadi sore habis ngobrol sama temen, tentang beberapa rencana kami di awal tahun 2014 nanti. Tengah asyik-asyiknya ngobrol tetiba tersadar 

"Gila, ternyata udah tanggal 22 Desember aja, 2014 tinggal beberapa hari lagi.

Waktu koq berjalan begitu cepat cepat yah? Perasaan barusan kemarin tanggal 21 koq sekarang udah tanggal 22? (yaiyalah dodol...)

Ngeliat kembali kebelakang, selama tahun 2013, melihat kembali resolusi awal tahun (yang rasanya baru kemarin dibuat >_<) dan mengevaluasinya ternyata masih banyak yang meleset, sampai sekarang belum bisa tercapai #sighs

Mencoba membandingkannya dengan tahun-tahun terdahulu (2012) saya merasakan ada perbedaan, lebih baik tahun ini daripada tahun sebelumnya. Well... Mungkin di bidang finansial sih (rasa-rasanya dari dulu sampai sekarang saya gak pernah beruntung secara finansial, moga-moga aja tahun 2014 ntar dapat hadiah 10 milyar dari 1 botol kecap yang saya beli AMIIN... XD)

Jyah... Kebiasaan jadi ngelantur kemana-mana xixixi... Anyway, back to topic. Tahun 2013 ini saya ngerasa lebih tenang, lebih bisa menikmati segala apa yang ada pada saya dan yang ada di sekeliling saya. Bertemu dengan orang-orang baru, sebagian "bertemu" melalui dunia maya, dan sebagian yang lainnya (wich I gratefully the most), bertemu secara langsung, bertatap muka. 

Menjalankan hobi-hobi saya (jyah... bahasanya menjalankan :p). Dengan segala hal-hal positif dan negatif yang saya dapatkan selama tahun ini, saya bisa katakan bahwa tahun ini (2013) merupakan tahun yang menyenangkan bagi saya, susah sih kalau disuruh mendetail semua yang saya alami dan saya rasakan selama tahun 2013 ini. Ibaratnya kalau seseorang membuat sebuah karangan yang puanjaaaang dan lebaaaar, dan di bagian akhir cukup 1 paragraf saja untuk menyimpulkan sekian banyak karangan tersebut :))

Bismillahirahmanirrahim, semoga tahun 2014 nanti segala sesuatunya menjadi lebih baik, dan semua resolusi, harapan dan keinginan-keinginan saya yang belum tercapai bisa tercapai dengan baik. Dan hutang janji tahun 2014 saya bisa saya lunasi. Bismillah ya Allah #berdoadengankhusyuk

P.S. I know that it's way to early to post a resolution/ evaluation type of writing, but what the heck I'm an anti mainstream type of guy anyway \/^O^\/

Friday, 6 December 2013

Peduli Perpustakaan

Saya menerapkan sistem denda untuk keterlambatan pengembalian buku di perpustakaan. Nilainya sih tidak terlalu besar, hanya Rp 500,00/ hari.

Awalnya anak-anak pada protes, bahkan ada pula yang nyinyir

"Wah cepet kaya dong pak klo caranya gini."

Yang nyinyir seperti itu ada... Lucunya yang nyinyir bukanlah siswa yang suka pinjam buku, kebetulan saja dia menemani kawannya ke perpustakaan untuk mengembalikan buku.

Namun setelah saya memberi pengertian bahwa uang denda tersebut jika sudah terkumpul akan saya belikan buku untuk menambah koleksi perpustakaan akhirnya mereka bisa memahaminya, terlebih setelah mereka melihat sendiri buku-buku yang saya beli dari uang denda tersebut.

Yang kemudian terjadi adalah anak-anak kemudian sering bertanya, bahkan setengah menuntut

"Pak, kapan beli buku baru lagi?"

Bahkan tak jarang ada yang memesan

"Beli buku ini dong pak, buku itu, buku inu,"

Dan lain sebagainya yang saya tanggapi dengan

"Ntar, nunggu duitnya kumpul dulu ya,"

Atau kalau enggak sambil berseloroh saya bilang

"Makanya kalian sering-sering aja telat ngembaliin buku biar cepet kumpul duitnya."

Hingga suatu hari seorang anak mendatangi saya saat istirahat.

"Pak ntar klo saya kasih duit dibeliin buku bener ya?"

Saya terdiam

"Maksudnya kamu mau menyumbang buat perpus?"

"Iya, tapi saya maunya pak Jaw beli buku ini itu," katanya sambil menyebutkan beberapa judul buku.

Gubraks.... (*´∇`*)

"Yaudah, klo kamu mau nyumbang saya tulis dulu, untuk bukunya kita lihat ntar ya,"

Dia menyerahkan beberapa lembar uang dengan nominal yang berbeda sejumlah Rp 10.000,-

Beberapa hari berselang, si anak datang lagi.

"Udah beli bukunya belum pak?"

"Belum, ntar aja habis UAS biar kalian konsentrasi belajar,"

Kebiasaan klo ada buku baru anak-anak pada "berlomba-lomba" untuk pinjam.

Si anak cuman mengangguk-angguk, kemdian berkata

"Kalau gitu saya nyumbang lagi ya pak,"

Katanya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang seribuan, kali ini disertai recehan.

Speechless saya. (o゚▽゚)

Saturday, 30 November 2013

Solo Untuk Sahabat

Menunggu di Stasiun Balapan

Ketika sahabat saya menyatakan diri keinginannya untuk berkunjung ke kota Solo, perasaan gembira, bahkan cenderung euforia melanda saya (yah harus saya akui kalau saya termasuk dalam golongan orang-orang lebay :p). Gembira dan juga euforia karena persahabatan kami yang telah berjalan lama, dan juga ini merupakan kunjungan pertama dia ke kota Solo.

Banyak rencana yang saya susun, tempat-tempat yang akan "pamerkan" kepada sahabat saya, maupun kuliner-kuliner khas kota Solo yang akan saya "uji-cobakan" ke dia. Daftar panjang tersebut terpaksa harus saya pangkas seringkas mungkin karena kunjungan sahabat saya ini hanya berlangsung selama akhir pekan. Hari Jum'at sore/ malam dia tiba di kota Solo, dan hari Minggu Sore harus kembali ke kota asalnya karena harus bekerja di hari Senin esok harinya.

Kereta Lodaya Pagi yang membawa sahabat saya dari kota Bandung dijawadkan tiba pukul 16.00 WIB, namun apa daya karena sesuatu dan lain hal kereta terlambat dan baru tiba pukul 20.00 WIB. Setelah perjalanan yang panjang, melelahkan dan memakan waktu lama saya yakin sahabat saya pasti kelaparan. Langsung saja saya ajak dia ke tujuan pertama kami di daerah Keprabon untuk mencicipi nikmatnya Nasi Liwet Solo yang terkenal itu. Seporsi nasi yang dimasak dengan santan disertai sayur labu siam dan suwiran daging ayam, telur pindang serta santan areh terhidang diatas pincuk beralaskan piring dari ayaman rotan. Rasa Nasi Liwet yang cenderung gurih manis ternyata cocok dengan lidah sahabat saya, yang walaupun Urang Sunda namun tidak terlalu suka masakan pedas.

Seusai makan, kami langsung menuju rumah untuk beristirahat, menghilangkan capek setelah perjalanan panjang naik kereta yang melelahkan. Hari kedua, hari terpanjang selama liburan sahabat saya di kota Solo, saya putuskan untuk mengunjungi salah satu tempat wisata yang khas dari Solo Raya. Awalnya sempat terpikir untuk membawanya ke keraton Kasunanan maupun Mangkunegaran, namun rasanya terlalu mainstream untuk di pamerkan di kunjungan pertama dia ke kota Solo.

Akhirnya saya bawa dia jalan-jalan sedikit agak jauh dari pusat kota Solo, ke daerah Karanganyar, naik sedikit ke lereng gunung Lawu. Bukan ke Grojogan Sewunya, tapi ke salah satu candi yang ada di lereng gunung Lawu, yaitu Candi Sukuh.

Perjalanan dari Solo menuju candi Sukuh ternyata tidak memakan waktu lama, kurang dari 2 jam kami sudah sampai di lokasi, itupun sudah termasuk beberapa kali nyasar dan tanya-tanya ke penduduk sekitar.
Sate Kelinci yang lezat itu

Sampai di Candi Sukuh kami disambut hujan yang cukup deras. Sambil menunggu hujan reda kami menikmati kuliner yang disajikan di warung kecil yang berada di kompleks candi. Kami memesan sate ayam dan sate kelinci. Jujur seumur-umur baru kali ini saya mencicipi sate kelinci. Di luar dugaan rasanya enak pake banget (di dukung perut saya yang kelaparan dan cuaca dingin dikarenakan hujan). Satu porsi berisi potongan lontong yang cukup banyak, sekitar 10 tusuk sate (nggak ngitung sebenarnya, tapi kurang lebih segitu lah) yang disiram kuah kacang yang buanyak tak lupa ditambahkan potongan bawang merah dan cabe rawit langsung tandas dalam sekejap. Kenyang dan juga puas. Oh iya, rasa sate kelinci 11 - 12 dengan sate ayam, termasuk tekstur dagingnya.


Tiket Masuk Candi Sukuh

Setelah sekitar 30 menit menunggu, akhirnya hujan pun reda dan kami pun bisa masuk ke area candi. Seperti biasa kalau masuk ke area wisata harus membayar karcis masuk terlebih dahulu, dan karcis masuk ke Candi Sukuh sangat murah, cukup mengeluarkan Rp 3.000, kita sudah bisa puas menikmati keindahan Candi Sukuh dan ber narsis ria di sana XD

Tak salah pilihan saya untuk membawa teman saya ke Candi Sukuh, karena keunikan dari candi ini yang tidak di temui di candi-candi lain di Indonesia.


Berasa bukan di lereng Lawu

"Seperti piramida Peru," kata sahabat saya.

Memang benar, bentuk Candi Sukuh tidak seperti candi-candi biasa yang ada di Indonesia, sekilas lebih mirip Piramida yang terpotong separuh, khas peninggalan suku Inca di Amerika Latin.
Memotret relief candi

Ketika melihat lebih dekat pada patung dan juga relief yang ada di candi ini, terlihat perpaduan dari berbagai macam budaya, ada patung manusia bersayap (sayang tidak ada kepalanya) yang mirip dengan patung dari Mesir kuno, ada juga relief bangunan yang mirip dengan rumah Cina. Sedangkan relief dan patung lainnya khas Jawa.

Candi ini sering dibilang candi porno, karena beberapa relief dan patung yang menampakkan organ kelamin secara vulgar, namun demikian sebenarnya filosofi dari Candi Sukuh sangat tinggi. Detail mengenai Candi Sukuh bisa dibaca di wikipedia.

Setelah puas melihat-lihat situs peninggalan sejarah, selanjutnya saya memamerkan "situs sejarah" sejarah yang lainnya, yaitu mall. Just kidding, sebenarnya sekedar melepas penat jalan-jalan cuci mata menikmati salah satu bentuk modernisasi (walaupun di Bandung pun mall banyak bertebaran dan lebih bagus).

Tak perlu terlalu jauh, cukup ke Solo Baru yang jaraknya dekat dengan rumah.

'Yang punya mall narsis" tanggapan teman saya ketika tahu nama mall yang kami kunjungi.

Memang benar, mall yang satu ini dinamai sesuai dengan nama pemiliknya. Nggak tahu alasannya kenapa, mungkin juga karena pengen ngeksis juga :P Setahu saya tak banyak mall yang memakai nama pemiliknya.
Bestik Solo

Menjelang malam, satu lagi kuliner khas kota Solo yang kami coba, yaitu Bestik Solo di daerah Pasar Kembang. Hidangan serupa cap cay kuah dengan potongan daging sapi, lidah sapi dan juga telur dadar dengan kuah yang kimplah-kimplah kalau orang Jawa bilang, sampe tumpeh-tumpeh sangking banyaknya. Rasa dari Bestik Solo cenderung manis, guruh dan sedikit asam rupanya disukai oleh sahabat saya. Another "victory" for me \^O^/

Hari terakhir kami habiskan dengan bersantai, tak banyak jalan-jalan, hanya menikmati hari dengan bermalas-malasan dan menikmati kuliner khas kota Solo lainnya, yaitu Sate Buntel. Kali ini saya bawa sahabat saya ke salah satu warung sate di daerah Sangkrah (sayangnya karena keasyikan makan jadi nggak sempat untuk mengambil foto). Sate Buntel memang berbeda dengan sate kambing pada umumnya, karena daging kambing di cacah halus, dicampur bumbu, kemudian di buntel (dibungkus) dengan lemak kambing tipis baru kemudian di bakar menggunakan arang. (Review tentang sate kambing ini bisa dibaca di Pawon Ndeso)

Tak banyak yang bisa saya "pamerkan" kepada sahabat saya, namun saya berusaha agar semua yang saya "pamerkan" bisa memberikan kesan baik kepada sahabat saya, dan harapan saya dia akan berkunjung lagi dan menikmati kota Solo dari sudut yang lain. 

Tulisan ini diikutkan dalam lomba Kesan Tentang Solo


Monday, 25 November 2013

Kapsul Waktu Jilid II



Mulai awal November kemarin, anak-anak kelas 9 sudah mendapatkan jam tambahan untuk menghadapi UN baik di pagi maupun siang hari seusai jam pelajaran reguler. Dan seperti tahun kemarin pula, ada pendampingan motivasi untuk mereka.

Anggota kelompok yang saya bimbing sama seperti tahun kemarin, cewek semuanya. Jumlahnya ada 13 orang, kebayang dong gimana riuh rendahnya mereka kalau nggumpul? Untungnya tidak ada yang bermasalah baik itu mengenai kehadiran, ataupun permasalahan lainnya. Cuman satu yang jadi masalah, hebohnya itu yang nggak nahan. Paling kalau mereka ramai sendiri, saya cuman diam dan kemudian bilang

"Kalau kalian nggak segera diam, kita nggak akan selesai-selesai."

Kemudian mereka diam deh :))

Sejauh ini selama sebulan mendampingi mereka tidak ada kesulitan berarti. Di awal pertemuan sudah membuat "kontrak kerja" dengan mereka, baik mengenai kegiatan motivasi maupun kegiatan belajar mengajar lainnya.

Walaupun mereka bukan tipe anak-anak yang suka membolos, tapi di awal saya sudah menekankan kewajiban mengikuti KBM termasuk jam tambahan dan jika ada yang tidak ikut KBM akan diberi sanksi denda Rp 5.000,-. Awalnya mereka protes

"Pak, koq mahal banget?"

"Habis dong uang ibu ku"

Dan masih banyak lagi protes lainnya.

Kemudian saya bilang

"Uangnya ntar buat jajan kalian."

Mereka kembali heboh

Kemudian saya melanjutkan

"Kecuali yang kena denda, nggak boleh ikut jajan." :))

Salah satu kegiatan motivasi yang kami lakukan adalah membuat kapsul waktu, sama seperti tahun kemarin. Bedanya kali ini, setelah mereka menulis cita-cita mereka di selembar kertas, kertas tersebut tidak langsung dimasukkan toples, tapi harus dilipat berbentuk origami burung bangau.

Awalnya mereka protes.

"Ribet pak."

"Susah bikinnya."

"Aku nggak bisaaaaa...." *dengan ekspresi ala-ala iklan* :))

Tapi toh ketika kita buat secara bersama-sama, mereka terlihat menyukai kegiatan ini, walaupun masih ada terdengar satu dua anak yang protes karena tidak bisa atau bingung langkah-langkahnya.


Daaan... ketika akhirnya selesai, seperti biasa, ada yang komentar

"Oalah... Ternyata cuman gini."

Jyah... tadi aja ributnya ngalahin gajah nggorok :))

Kegiatannya sendiri hanya berjalan 1x pertemuan motivasi, setelah mereka selesai membuat origami bangau, kemudian dimasukkan kedalam toples dan disimpan. Namun entah kenapa, nggak tau mungkin keasyikan bikin origami, hari Seninnya ada anak yang "laporan"

"Pak ini aku udah bisa bikin nih" katanya sambil menunjukkan origami yang dia bikin. 

#PukPukSiBangau

Monday, 4 November 2013

The Wind Says Hi

Semalam hujan dan angin besar menyapa desa kami, dan meninggalkan jejak sebagai berikut:





And oh... The wind says hi :)

Friday, 11 October 2013

Onani Itu Apa?

Untuk anak-anak kelas 8, semester ini saya memberikan materi mengenai kesehatan reproduksi. Dari mulai perkembangan seksual sekunder, mimpi basah, menstruasi, dan minggu ini masuk materi mengenai Onani.

Untuk materi ini saya membaginya menjadi beberapa bagian, mulai dari pengertian onani, hukum onani menurut agama Islam, nama-nama lain onani, dampak negatif onani dan cara menghindari/ menghilangkan kebiasaan onani.

Metode yang saya gunakan adalah mencatat, menerangkan dan kemudian tanya jawab. 

Awalnya saya menyuruh anak-anak mencatat pengertian mengenai onani (saya ambil dari wikipedia), selesai anak-anak mencatat, saya terangkan bla, bla, bla dengan bahasa yang sesederhana mungkin agar anak-anak memahaminya. Selesai menerangkan saya tanya ke anak-anak.

"Sampai disini ada pertanyaan mengenai pengertian onani?"

Saya tunggu beberapa saat, anak-anak mulai rame dan bertanya macam-macam * ya gitu deh, pembahasan kayak gini pasti pertanyaannya juga aneh-aneh, harus siap mental aja menghadapi mereka :))*.

Setelah anak-anak mulai tenang, saya tanya lagi 

"Masih ada pertanyaan? Kalau enggak kita masuk ke pambahasan berikutnya, hukum onani menurut agama Islam."

Kembali berulang, anak-anak mencatat, saya menerangkan kemudian membuka pertanyaan."

Sampai pada pembahasan mengenai dampak negatif onani. Saya menerangkan sambil berjalan muteri kelas *yah pokoknya gitu lah* Kemudian seorang anak (perempuan) bilang

"Pak mau tanya." katanya pelan

"Ya? Mau tanya apa?"

"Onani itu apa?" Tanyanya dengan muka memerah

#FacePalm #Ohmegeh!!!!

"Tadi kamu nyatet nggak?" Tanya saya

"Nyatet pak." Jawab si anak 

#DoubleFacePalm #KemudianGaruk2Tembok #TerusJedotinKepalaKeTembok #Yakali

Monday, 7 October 2013

Overly Attached Alumni


Pagi tadi ngobrol sama waka kesiswaan, beliau curhat

"Pak kemarin itu Panjul (nama disamarkan - salah 1 alumni sekolah kami) SMS, dia minta ijin bwt ikutan acara Idul Adha disini. Masalahnya kan kalau satu orang diijinkan, yang lainnya bakalan ikut. Kita aja kerepotan buat mengatur anak-anak yang ada disini, apalagi klo ketambahan dengan orang luar. Kalau dia SMS minta ijin ke pak Ari, jangan dikasih ijin ya?"

Dan bener juga, barusan si Panjul ini SMS saya, minta ijin untuk "ikut membantu" kegiatan Idul Adha besok. 

"Pak saya Panjul, alumni sekolah, Idul Adha nanti saya sama teman-teman boleh ikut bantu2 nggak?"

Kalimatnya nggak sama persis juga sih, tapi kurang lebih seperti itu lah :D

"Terima kasih ya Njul, tapi nggak usah lah udah banyak yang bantuin disini, kamu ikut kegiatan di sekolah kamu aja."

Jawab saya.

"Tanggal 16 sekolah libur pak, masuk lagi tanggal 18."

Lah? Koq penak timen? Libur apaan??? Lama nggak saya jawab karena masuk kelas, si Panjul SMS lagi

"Kalau main saja boleh nggak pak?"

Saya bingung mau jawab apaan. Ada perasaan senang karena anak-anak alumni masih ingat sekolah mereka, masih ada kepedulian dengan sekolah mereka (dengan menawarkan diri untuk membantu kegiatan sekolah), tapi disisi lain ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Bagaimanapun juga kegiatan Idul Adha merupakan kegiatan resmi sekolah, segala hal yang akan terjadi harus disiapkan dengan matang, termasuk orang-orang yang terlibat didalamnya (koordinasi dan sebagainya). 

Apa lagi kalau sampai terjadi apa-apa dengan mereka (bukannya berharap juga, tapi siapa tau juga tho?) 

Tapi kalau mereka minta ijin buat main kesini pas kegiatan Idul Adha, masak iya nggak boleh? Padahal pas kegiatan banyak orang-orang sekitar (tua muda) yang ikut ngeliat kegiatan penyembelihan dan pemotongan hewan kurban aja nggak dilarang.

Tapi... Tapi....

Arrrh.... #Garuk2Tembok

*Penggalauan ketua panitia Qurban sekolah*

Saturday, 5 October 2013

Demo Dan Guru

Pagi-pagi browsing dan nemu artikel tentang aksi damai yang diadakan oleh guru di sini. Artikel tersebut menyebutkan bahwa kegiatan aksi damai diadakan pada tanggal 5 Oktober (hari ini) dan dilakukan serentak oleh seluruh guru di Indonesia.

Mengutip dari artikel diatas:

Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI Pusat Dr Sulistiyo, Rabu (2/10). Menurutnya, guru hanya akan berhenti mengajar selama kurang lebih 10 menit tepat di pukul 10.00 Wib, 11.00 Wita, 12.00 Wit, dan itu hanya berdoa.
"Aksi damai tersebut sebagai bentuk solidaritas guru karena banyak keluhan pendidik yang hingga saat ini belum terselesaikan dengan baik oleh pemerintah. Diantaranya terkait desentralisasi guru dikaji kembali, kekurangan guru SD agar segera dipenuhi termasuk pula pembayaran tunjangan profesi guru yang masih belum sempurna," ungkapnya.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini bersifat damai, bahkan hanya berupa kegiatan doa bersama (paling tidak itu yang diharapkan oleh Ketua Pengurus Besar PGRI pusat).

Nggak ada yang salah dari artikel tersebut, tidak ada yang salah pula dari kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan pada hari ini (atau tepatnya sudah/tengah dilaksanakan ketika artikel ini saya tulis). Dari apa yang ada di laman tersebut, yang menarik perhatian saya adalah komentar yang ada disana.

Komentar teratas tersebut membuat saya terhenyak, sungguh menyedihkan sampai muncul komentar seperti itu. Guru juga mempunyai hak untuk bersuara, mengekspresikan pendapatnya, dan aksi damai ataupun demo sekalipun merupakan salah satu sarana untuk menyuarakan diri.
Beberapa waktu lalu, saya juga dibuat terhenyak dengan statemen seseorang di twitter yang menyatakan bahwa 

"Demo bkn cara yg bijak utk level guru!"

Sebegitu tinggi kah level guru dan sebegitu nista kah untuk melakukan demo?
Secara pribadi saya bukan orang yang suka demo, tapi jika segala jalan sudah dilakukan dan tidak ditemukan jalan keluar, maka sebuah aksi damai ataupun demo sekalipun bukanlah suatu hal yang haram untuk dilakukan.
Kalau melihat kebanyakan demo yang terjadi saat ini, yang disertai dengan pembakaran ban, mencaci maki yang di demo, dan tindakan-tindakan anarkis lainnya yang merugikan banyak orang, saya memaklumi kalau banyak orang yang tidak suka, dan bahkan "jijik" dengan demo.
Tapi, demo yang baik dan benar bukan seperti itu. Menurut Wikipedia

Unjuk rasa atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa demo merupakan upaya untuk menyatakan pendapat secara berkelompok. Dan tidak disebutkan bahwa kegiatan tersebut harus disertai dengan kegiatan anarkis (apapun itu bentuknya).
Yang harus diperhatikan sebelum dan ketika melakukan demo adalah ketertiban, makanya ada penanggung jawab, koordinator lapangan, dan juga laporan kepada pihak berwajib (kepolisian) yang mengawal jalannya unjuk rasa (demo) tersebut.
Jika unjuk rasa (demo) berjalan sebagaimana mestinya, maka kegiatan demo ini merupakan salah satu cara yang bijak untuk menyatakan pendapat bagi setiap golongan masyarakat. Tapi jika demo dilaksanakan secara anarkis, maka kegiatan demo bukan hanya cara yang tidak bijak untuk level guru, tapi semua lapisan masyarakat (dari tingkat ekonomi dan pendidikan rendah sampai masyarakat dengan tingkat ekonomi dan pendidikan tinggi).
Kesimpulan:
Unjuk rasa dan aksi damai merupakan sebuah hal yang biasa dalam negara demokrasi, setiap lapisan masyarakat mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan aspirasinya melalui kegiatan unjuk rasa (demo), yang harus diperhatikan adalah bahwa kegiatan demo harus berjalan tertib, tidak menganggu pihak lain dan tidak bersifat anarkis.

Thursday, 3 October 2013

Nyebelin!!!


Hari ini saya datang agak terlambat, pukul 07.05 baru nyampai di sekolah karena antri isi bensin dan angin di SPBU. Setelah ngeliat jadwal ternyata saya ada tugas ngawas di ruang atas. Bergegas saya pun naik ke lantai dua.

Sampai di ruangan, anak-anak baru selesai berdoa dan kertas ulangan belum dibagikan oleh teman ngawas saya. Selesai membagikan soal ulangan, seperti biasa pesan sponsor.

"Kerjakan dengan tenang dan jangan mencontek."

Kemudian saya pun mengawasi anak-anak dari deretan belakang, sementara teman ngawas saya di depan. Yang berada di ruangan ini adalah anak-anak "istimewa", jadi "siasat" yang kemarin saya jalankan juga di ruangan ini. 



Benar saja, belum ada 15 menit berjalan, anak-anak sudah mulai ribut, ada yang ngobrol dengan adik kelas yang duduk di sebelahnya (mungkin karena nggak bisa jawab dan nggak tau mau ngapain), ada juga yang mulai "mencari mangsa" yang bisa nggasih contekan ke dia.


"Sttt..."

"Kerjakan dengan tenang"

"Jangan ramai!"

"Ngobrolnya ntar kalau istirahat."

Beberapa kali saya harus memperingatkan anak-anak agar tidak ramai. Berisiknya anak-anak tuh sudah agak-agak kelewatan, bukan hanya sekedar bisik-bisik kecil saja. Jadi sudah seharusnya saya memperingatkan mereka. Saya kemudian berkeliling kelas sambil "menjewer" anak-anak yang ramai.

Yang bikin saya dongkol bin bete adalah, temen nggawas saya cuek bebek dengan apa yang ada di ruangan. Bahkan anak yang tepat berada di depannya asyik ngobrol aja tidak diperingatkan



Beliau malah asyik membaca buku, bahkan... ketika saya sampai di belakang, seorang anak sambil nyengir berkata

"Pak, lihat deh Pak X lagi tidur."

Katanya sambil nunjuk ke depan.

DEMI TUHAN!!!!! Beneran! Ciyusan! Si bapak tidur dengan tenangnya. 

#Garuk2Tembok #JedotinKepalaKeTembok #LompatDariLantai2

"Stttt... Tenang, jangan ramai!"

Kata saya mengingatkan anak-anak.

Namun apa daya, berulang kali terjadi, hanya beberapa saat anak-anak bisa tenang setelah saya ingatkan. Bahkan bukan hanya beberapa saja yang ramai, tapi se ruangan kompak pada ngobrol. 

Puncaknya, sekitar 20 menit sebelum ulangan berakhir, anak-anak masih sulit dikendalikan, akhirnya saya berkata:

"TENANG!!! KALIAN ITU LAGI ULANGAN, JANGAN RAMAI!"

Yups... saya mengucapkan kata tersebut sambil berteriak. Dan anak-anak pun kemudian terdiam.

Saya tidak mengharapkan anak-anak bakalan diam mematung (seperti sekolah jaman dulu, sampai noleh saja takut), tapi saya berharap anak-anak memahami kalau mereka dalam situasi ulangan, tidak ngobrol apalagi saling mencontek. 

Dan, sebagai guru pengawas, sudah selayaknya mengawasi anak-anak yang tengah ulangan, dan sebenarnya nggak susah koq buat melaksanakan tugas pengawasan tersebut, tidak harus pasang tampang gahar, galak dan memarahi anak-anak selama ujian berlangsung. 

Menjadi pengawas ujian bisa dilaksanakan dengan santai koq, nggak perlu yang harus terlalu tegang, galak, dsb, tapi nggak nyantai gitu juga kali??? Sampai ditinggal tidur segala :|

Anyway, kelar ulangan pas anak-anak meninggalkan ruangan, salah seorang anak berkata

"Tadi pas bapak marah-marah, pak X sampai kaget lho." katanya sambil memperagakan gerakan orang yang lagi.

"Biar..." jawab saya pendek

*padahal dalam hati ketawa ngakak*

Wednesday, 2 October 2013

Antara Ulangan, Ngawurisasi dan Contekisasi


Minggu ini anak-anak menjalani UTS alias Ujian Tengah Semester, dan kebijakan dari sekolah sebelum UTS berlangsung semua guru wajib memberikan kisi-kisi kepada anak-anak. Bahkan kisi-kisi tersebut harus tercatat dan disertakan/ dikumpulkan ke sekolah beserta soal UTS dan kunci jawaban.

Tapi apa mau dikata, namanya juga anak-anak. Ketika menjadi pengawas selama 3 hari UTS berjalan ini, saya banyak menemukan jawaban anak-anak yang "out of the box" saking jauhnya dari pertanyaan di ulangan. Pertanyaannya apa, jawaban mereka pada kemana.

Beberapa yang saya tanya menjawab

"Kemarin nggak dikasih kisi-kisi oleh gurunya pak."

Yang kemudian diaminkan oleh teman-temannya yang lain. Bisa saja sih terjadi guru yang bersangkutan mungkin lupa memberikan kisi-kisi, atau bisa juga terjadi (seperti yang saya lihat sendiri) anak-anak yang "mendemo" seorang guru, menuntut kisi-kisi UTS, padahal sebenarnya kisi-kisi UTS sudah diberikan pada pertemuan terakhir sebelum UTS berlangsung, cuman sang guru menyampaikannya

"Untuk UTS besok kalian pelajari tentang X, Y, Z."

#TepokJidat #FacePalm #ElusDada ngadepin anak-anak ajaib ini.

Hal lain yang sering saya temui berkenaan ngawurisasi anak-anak dalam mengerjakan UTS adalah sewaktu saya tanya. 

"Semalam belajar nggak?"

Si anak dengan muka polos, sambil nyengir, tersupi-supi menjawab

"Enggak...."

#DoubleFacePalm #TendangSampaiAntartika

*yakali di tendang beneran*

Selain ngawurisasi, hal lain yang ditemui waktu ulangan adalah mencontek. Untuk mengakali hal ini, selain harus jelalatan ngeliatin anak-anak, saya juga sering memperingatkan mereka.

"Sttt... Ngobrolnya nanti kalau istirahat."

Kalau enggak.

"Sudah kerjakan sendiri... Ngapain nyontek, orang yang kalian contek juga ngawur jawabnya."

Dua hal ini cukup bisa meredam gejolak *jyah bahasanya gejolak* contekisasi. Kalau dua hal ini nggak mempan, maka senjata lainnya adalah, absensi ujian.

Yups... Untuk ruangan-ruangan tertentu yang terkenal anak-anaknya bandel dan banyak yang mencontek waktu ujian, absensi ujian saya edarkan menjelang ujian berakhir, dan dari awal saya sampaikan ke anak-anak.

"Kalau kalian mencontek, maka kalian tidak akan saya berikan absensi, dan kalau kalian tidak absen maka nilai kalian 0."

Ngomongnya nggak usah pake emosi, lempeng aja tapi cukup keras untuk di dengar seluruh ruangan. Harapannya anak-anak jadi kepikiran susah payah cari contekan, tanya kanan, kiri nggak dapat nilai, mereka yang rugi. Sampai sekarang cara itu cukup jitu untuk mengurangi anak-anak yang mencontek dan  cukup membantu kalau dapat tugas mengawasi ujian tidak perlu yang terlalu pasang tampang serem ke anak-anak :D

Monday, 30 September 2013

VIIB Awards



Hari ini anak-anak mulai UTS, dan sewaktu saya memasuki ruangan kelas untuk menjadi pengawas UTS di ruangan tersebut, saya lihat anak-anak berkerumun di depan kertas yang tertempel di tembok belakang kelas.

Setelah saya dekati ternyata itu adalah pengumuman VIIB Awards. Seperti yang ada pada gambar, "penghargaan" yang diberikan cukup beragam, dari mulai Mr. & Miss. Diligent, sampai dengan Mr. & Miss. Bad Attitude.

Menarik sekali apa yang dilakukan oleh wali kelas VIIB ini, kalau diperhatikan "penghargaan" yang diberikan bukan hanya untuk perilaku baik saja, atau perilaku tidak baik saja, tapi kedua-duanya. Ada "penghargaan" untuk anak-anak yang rajin, ada pula "penghargaan" untuk anak-anak yang malas.

Kurang tahu juga apakah selain mendapatkan gelar tersebut anak-anak juga mendapatkan penghargaan fisik (piala, piagam atau yang lainnya), tapi yang jelas menurut saya apa yang dilakukan wali kelas VIIB ini sebuah langkah yang positif. Anak-anak yang mendapatkan gelar positif akan berusaha untuk mempertahankan gelar tersebut, sementara anak-anak yang mendapatkan gelar negatif akan merasa malu, sungkan dan pada akhirnya berusaha untuk mengubahnya dan semua anak akan berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar positif.

Suatu hal sederhana yang patut untuk ditiru wali kelas lainnya :)

Thursday, 26 September 2013

Hari Kunjungan Perpustakaan


Jujur saja saya baru tahu kalau tanggal 14 September kemarin diperingati sebagai Hari Kunjungan Perpustakaan, dari artikel di koran dan beberapa twit yang saya baca. Wel OK... I must admit that I'm not a good librarian (lagi pula postingan ini telat pula).

Bicara tentang kunjungan ke Perpustakaan, saya bersyukur karena dengan segala keterbatasan yang dimiliki perpustakaan sekolah, minat anak-anak untuk mengunjungi, membaca dan meminjam buku di perpustakaan sekolah cukup tinggi. Bukan hanya anak perempuan saja yang datang ke Perpustakaan, namun tidak sedikit juga anak laki-laki yang berkunjung ke Perpustakaan sekolah.

Untuk anak laki-laki kebanyakan datang ke Perpustakaan untuk membaca surat kabar, terutama bagian olah raga (berita sepak bola yang paling diminati). Sementara untuk anak-anak cewek bervariasi dari mulai belajar (ngerjain PR), baca majalah dan baca buku-buku sastra.

Sama kayak orang jualan, perpustakaan pun ada saatnya sepi, ada pula saat ramai kunjungan. Biasanya anak-anak banyak yang ramai ke perpustakaan kalau ada buku baru dan atau ada tugas dari guru mereka.

Satu hal yang sampai sekarang saya sayangkan sebagai pengurus perpustakaan adalah sangat jarangnya kunjungan dari guru ke perpustakaan. Paling banyak kunjungan guru ke perpustakaan adalah saat awal tahun ajaran, itupun untuk menanyakan apakah buku paket/ LKS sudah ada dan dibagi ke anak-anak atau (karena saya yang mendapat tugas untuk itu).

Untuk mensiasati hal tersebut, sekolah mencoba "mendekatkan" perpustakaan kepada guru dengan membuat sebuah perpustakaan mini berupa lemari kaca yang diisi sample buku perpustakaan, dan buku-buku referensi guru. Namun sayangnya, kurang diminati pula.

Well... At least sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi semuanya, dan yang paling disyukuri anak-anak yang katanya generasi malas membaca masih banyak yang datang ke perpustakaan. 

Thursday, 19 September 2013

#KAAC 2: Rumpi Usai Sekolah

Ruang perpustakaan lama

Awalnya hanya ada satu orang asisten perpustakaan, sebuh saja namanya Titi. Namun dengan berjalannya waktu si anak ini sibuk bener, akhirnya saya minta dia untuk mengajak 2 orang temannya untuk menemani dia, sebut saja namanya Tuti dan Tati.

Entah bagaimana caranya dari 3 orang itu akhirnya "berkembang" menjadi 5 orang, 2 orang sukarela ikut bantuin tanpa harus saya minta. Sebut saja namanya Tita dan Tina.

Agar tidak menganggu kegiatan belajar mengajar mereka, maka "jam kerja" mereka saya batasi, pagi hari sebelum saya datang (buat berjaga-jaga kalau ada yang pinjam pagi-pagi) dan seusai sekolah.

Untuk tugas yang saya berikan pun juga tidak terlalu banyak. Kalau kemarin pas penataan buku memang cukup banyak kerjaan mereka dari menyampuli sampai dengan pendataan buku, tapi sekarang tinggal pendataan peminjaman dan pengembalian buku saja (itupun terkadang sudah saya kerjakan karena jumlah peminjam yang sedikit).

Ngomong-ngomong soal kegiatan seusai pelajaran, sering kali saya mengingatkan mereka untuk tidak pulang terlalu sore.

"Udah setengah tiga, hayuk pulang"

Atau kalau enggak

"Udah, klo kerjaannya belum selesai, dilanjutin besok nggak apa-apa."

Pertama kasihan juga klo mereka pulang kesorean, yang kedua ntar klo sampai orang tuanya marah-marah kan berabe? 

Namun ternyata mereka punya jawaban sendiri.

"Nggak papa koq pak, daripada di rumah nggak ada kerjaan." Kata si Tuti

"Ntar pak masih asyik." Kata si Tati.

Yah, tsudahlah selama mereka enjoy dan tidak menganggu sik.

Nah... Bicara soal asyik, ternyata emang bener, kalau mereka sudah berkumpul, berasa dunia milik mereka berlima. Kalau kata orang dua orang wanita bertemu jadilah pasar, maka bayangkan kalau 5 orang wanita bertemu, begitu gaduh dan hebohnya mereka.

Dan hebatnya lagi, obrolan mereka itu bisa kemana-mana. Diawali dari kejadian di kelas, entah itu ulangan harian atau yang lainnya, kemudian obrolan mengarah ke salah satu/beberapa cowok yang ada di sekolah, daaaan... kemudian ngobrol tentang acara TV.

Saya cuman bengong ngeliatin sambil garuk-garuk kepala dari meja sirkulasi. Pantes aja mereka betah berlama-lama disini ^_^;;;;;;


Jujur saja kadang bingung dan susah ngikutin alur pembicaraan mereka, namun sisi positifnya mereka lebih terbuka, kalau ada apa-apa lebih bebas untuk curhat, dan saya sendiri juga bisa mendampingi mereka, memberi masukan dan mengarahkan jika memang dibutuhkan.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites