Wednesday, 2 October 2013

Antara Ulangan, Ngawurisasi dan Contekisasi


Minggu ini anak-anak menjalani UTS alias Ujian Tengah Semester, dan kebijakan dari sekolah sebelum UTS berlangsung semua guru wajib memberikan kisi-kisi kepada anak-anak. Bahkan kisi-kisi tersebut harus tercatat dan disertakan/ dikumpulkan ke sekolah beserta soal UTS dan kunci jawaban.

Tapi apa mau dikata, namanya juga anak-anak. Ketika menjadi pengawas selama 3 hari UTS berjalan ini, saya banyak menemukan jawaban anak-anak yang "out of the box" saking jauhnya dari pertanyaan di ulangan. Pertanyaannya apa, jawaban mereka pada kemana.

Beberapa yang saya tanya menjawab

"Kemarin nggak dikasih kisi-kisi oleh gurunya pak."

Yang kemudian diaminkan oleh teman-temannya yang lain. Bisa saja sih terjadi guru yang bersangkutan mungkin lupa memberikan kisi-kisi, atau bisa juga terjadi (seperti yang saya lihat sendiri) anak-anak yang "mendemo" seorang guru, menuntut kisi-kisi UTS, padahal sebenarnya kisi-kisi UTS sudah diberikan pada pertemuan terakhir sebelum UTS berlangsung, cuman sang guru menyampaikannya

"Untuk UTS besok kalian pelajari tentang X, Y, Z."

#TepokJidat #FacePalm #ElusDada ngadepin anak-anak ajaib ini.

Hal lain yang sering saya temui berkenaan ngawurisasi anak-anak dalam mengerjakan UTS adalah sewaktu saya tanya. 

"Semalam belajar nggak?"

Si anak dengan muka polos, sambil nyengir, tersupi-supi menjawab

"Enggak...."

#DoubleFacePalm #TendangSampaiAntartika

*yakali di tendang beneran*

Selain ngawurisasi, hal lain yang ditemui waktu ulangan adalah mencontek. Untuk mengakali hal ini, selain harus jelalatan ngeliatin anak-anak, saya juga sering memperingatkan mereka.

"Sttt... Ngobrolnya nanti kalau istirahat."

Kalau enggak.

"Sudah kerjakan sendiri... Ngapain nyontek, orang yang kalian contek juga ngawur jawabnya."

Dua hal ini cukup bisa meredam gejolak *jyah bahasanya gejolak* contekisasi. Kalau dua hal ini nggak mempan, maka senjata lainnya adalah, absensi ujian.

Yups... Untuk ruangan-ruangan tertentu yang terkenal anak-anaknya bandel dan banyak yang mencontek waktu ujian, absensi ujian saya edarkan menjelang ujian berakhir, dan dari awal saya sampaikan ke anak-anak.

"Kalau kalian mencontek, maka kalian tidak akan saya berikan absensi, dan kalau kalian tidak absen maka nilai kalian 0."

Ngomongnya nggak usah pake emosi, lempeng aja tapi cukup keras untuk di dengar seluruh ruangan. Harapannya anak-anak jadi kepikiran susah payah cari contekan, tanya kanan, kiri nggak dapat nilai, mereka yang rugi. Sampai sekarang cara itu cukup jitu untuk mengurangi anak-anak yang mencontek dan  cukup membantu kalau dapat tugas mengawasi ujian tidak perlu yang terlalu pasang tampang serem ke anak-anak :D

2 comments:

aissh.. keren sekali, pak. saya jadi pingin masuk kelas bapa sekali2, hihih..

salam hangat dari bandung, :)

@Damae
Hahaha... Saya galak loh

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites