Saturday, 9 March 2013

Ulangan Tengah Semester

Dari hari Senin kemarin anak-anak kelas 7 dan 8 menghadapi Ulangan Tengah Semester terjadwal, sementara kakak kelasnya kelas 9 menghadapi Latihan UN kota Solo dari hari Senin sampai dengan hari Kamis.

Seperti biasa tiap ada ujian terjadwal, maka guru-guru diberikan jadwal sebagai pengawas ruangan. Hari ini saya mendapatkan jadwal untuk mengawas di ruang 2. Ruangan ini dikenal anak-anaknya bandel-bandel dan ramai sewaktu ujian. Sehingga membutuhkan strategi khusus untuk menghadapi mereka.

Memasuki ruangan, saya memasang tampang lempeng tanpa senyum. Sewaktu saya memasuki ruangan, anak-anaknya masih ramai sendiri ngobrol satu sama lain. Saya tunggu beberapa saat, anak-anak kelas 7 mulai tenang, namun anak-anak kelas 8 masih banyak yang ngobrol satu sama lain. Akhirnya saya berkata.

"Kalau kalian masih ramai, saya tidak akan membagikan soal ujian."

Dengan nada dan wajah yang datar.

Mulai berkurang ramainya, namun masih ada beberapa yang ramai ngobrol. 

"Pinalti 15 menit untuk kelas 8 karena ramai dari tadi." Kata saya sambil membagikan soal kepada kelas 7, tetap dengan suara dan wajah datar.

Selesai membagikan kertas ulangan untuk kelas 7, saya duduk di kursi guru menunggu waktu 15 menit untuk membagikan kertas ulangan kelas 8. Tetap dengan wajah datar, saya perhatikan mereka satu per satu. Anak-anak yang ramai saya perhatikan lebih lama sampai dia mulai tenang.

Setelah 15 menit barulah saya membagikan kertas ulangan kepada mereka, seperti yang saya janjikan.

Sengaja saya memasang wajah datar ketika memasuki dan selama berada di ruangan, untuk meredam keramaian. Saya juga sengaja menggunakan kalimat-kalimat pendek dengan penekanan untuk memperingatkan mereka selama ujian berlangsung.

Kalimat-kalimat seperti:

"Kerjakan sendiri, jangan turunan!"

"Yang bekerja tangan bukan mulut!"

"Yang turunan kertas ujiannya akan saya ambil!"

Jika ada anak yang ramai, ngobrol dengan temannya atau membuat suara gaduh, saya pandangi dia dengan wajah datar untuk beberapa saat, dan dia pun akhirnya tenang.

Sikap saya yang lempeng dan kalimat-kalimat pendek yang saya pilih ternyata lumayan ampuh untuk membuat ruangan menjadi kondusif. Tak perlu marah atau berteriak untuk menenangkan mereka. Cukup duduk tenang di depan kelas, atau sambil berkeliling mengawasi mereka.

2 comments:

serius deh, baca ini jadi kangen masa sekolah dulu, dulu guru saya tiap ngasi ujian/ulangan/tes selalu duduk di paling belakang, jadi ketauan tuh yang akan nyontek, pasti noleh ke belakang ^^

@lennyWijayanti

Hehe ndak pernah kebayang bakal jadi seperti ini waktu sekolah dulu :p

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites