Monday 11 March 2013

Les Tambahan

Beberapa waktu lalu saya pernah menulis mengenai anak-anak yang minta tambahan les kepada saya. Pada waktu itu saya pikir hanya keinginan sesaat dari seorang anak yang iri melihat temannya di kelompok lain yang mengadakan tambahan les tersendiri.

Beberapa hari kemudian salah seorang temannya mengirim SMS kepada saya, menanyakan mengenai les tambahan untuk kelompok motivasi. Setelah berpikir sejenak akhirnya saya bilang.

"Yaudah, coba kamu tanya ke temen-temen kamu yang lain, kalau banyak yang mau ikut kita adalan les tambahannya."

Keesokan harinya, saya bertemu dengan mereka. Ternyata banyak juga yang pengen ikut les tambahan, bukan hanya dari kelompok saya saja tapi juga dari kelompok-kelompok lain. Ada sekitar 20 anak yang mendaftar ikut les tambahan.

Beberapa hal yang saya tekankan kepada anak-anak bahwa mapel yang saya sampaikan kepada mereka adalah Bahasa Inggris, karena itu mapel yang saya kuasai, saya kurang menguasai Matematika dan Fisika jadi saya tidak berani memberikan tambahan mapel tersebut. Jika mereka menghendaki les Matematika dan Fisika bisa mengikuti les yang diadakan guru lain.

Hal lainnya yang saya tekankan adalah konsistensi mereka, berhubung les ini mereka yang menginginkan, dan saya tidak mewajibkan untuk semua anggota kelompok saya untuk mengikuti les ini. Maka semua yang ikut les tambahan harus konsisten dalam mengikuti les tambahan. Tidak boleh ada yang membolos, kalau tidak bisa mengikuti les harus ada keterangan.

Sempat saya bertanya kepada guru lain yang mengadakan les, bagaimana dia menerapkan aturan kepada anak-anak. Beliau bilang bahwa beliau menerapkan sistem denda, jika ada anak yang membolos akan dikenakan denda sebesar Rp 5.000,-, kan katanya sampai sekarang sudah terkumpul Rp. 100.000,- lebih (yang pengelolaannya diserahkan kepada anak-anak). Saya rasa hal tersebut bagus untuk kedisiplinan siswa, saya pun kemudian menerapkan hal yang sama kepada kelompok saya. Saya sampaikan hal tersebut kepada mereka, dan ternyata hampir tidak ada yang protes. Jadi saya rasa, sampai disini berjalan cukup lancar.

Kegiatan les sendiri sudah berlangsung dua kali, yang pertama hari Senin tanggal 4/3/2013 kemarin dan yang kedua hari Rabu tanggal 6/3/2013. Les nya diadakan di sekolah selepas sholat Ashar, jadi ada sedikit jeda bagi anak-anak dan saya untuk istirahat sejenak. Untuk les ini saya tidak terlalu banyak memberikan aturan. Anak-anak sempat bertanya

"Boleh pakai pakaian bebas ndak? Apa harus pake seragam?"

Saya bilang, "Pakaian boleh bebas, tapi harus sopan dan yang perempuan harus pake rok."

Dan kebetulan yang ikutan perempuan semua.

Saya membebaskan anak-anak untuk makan dan minum sewaktu les berlangsung. Kebetulan kemarin saya juga tidak sempat makan siang sehingga saya ngajar sambil makan camilan. Masak iya gurunya makan muridnya tidak boleh? :D

Yang saya tidak perbolehkan, bahkan saya tekankan dengan sangat adalah, sewaktu les tidak boleh mainan hape. Selain itu saya tidak memperbolehkan mereka untuk ramai sendiri. Sempat ada kejadian beberapa anak yang ngerumpi di dalam kelas dan menurut saya menganggu anak-anak lain yang tengah belajar. Akhirnya saya tegur dan saya suruh untuk keluar jika ingin ngobrol daripada menganggu teman-temannya yang tengah belajar. Dan untungnya mereka akhirnya berhenti dan les bisa dilanjutkan dengan suasana yang lebih tenang.

Saya merasa cukup senang dengan les yang saya berikan, antusiasme dan keaktifan sebagian besar dari mereka dalam belajar. Sehingga pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah, tidak hanya saya saja yang menyampaikan materi, tapi bisa dikatakan sebagai bentuk dari sebuah diskusi. 

Berhubung les nya diadakan untuk persiapan UN, maka yang saya lakukan adalah pembahasan soal-soal latihan. Dan karena bahasa Inggris, maka perbendaharaan kata pun juga harus diperbanyak. Ini yang menurut saya agak sulit, karena banyaknya kata-kata yang ada, sementara saya tidak tahu persis kata-kata apa yang nantinya akan keluar sewaktu UN.

Terbukti sewaktu Try Out kemarin, anak-anak cukup bisa mengerjakan soal berdasarkan metode yang saya ajarkan (mencari main idea sebuah paragraf, menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf), namun ketika pertanyaan-pertanyaan mengenai padanan kata atau mengartikan sebuah kata kedalam bahasa Indonesia banyak yang mengalami kesulitan. Semoga saja nanti pas UN tidak terlalu banyak kata-kata sulit yang muncul dalam pertanyaan.

1 comments:

Semangat juga murid-muridnya sampe minta les tambahan. Kalo saya sih nggak yakin bakalan minta les tambahan.

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites