Thursday 6 September 2012

Kasus Si X

Si X adalah salah satu siswa asuh saya, dia seharusnya duduk di kelas 9, namun karena kebandelannya jadi sekarang dia masih di kelas 8. Anak nya kecil, kurus dan tidak terlalu tinggi dengan wajah polos. Namun tingkah polahnya ampun-ampunan dah. Hampir tiap hari dia dapat teguran dari guru yang mengajar (di setiap jam belajar), hampir tiap hari pula dia dapat hukuman dari wali, kesiswaan ataupun bagian ketertiban siswa (dari mulai bersih2, menyiram halaman bahkan sampai push up) tapi teteup aja mentheles. 

Putar otak juga menghadapi anak ini, kalau saya juga bersikap keras dengan memberikan sanksi2 ke dia, saya yakin dia tidak bakalan berubah, malah mungkin tambah menjadi karena merasa jengkel dengan sanksi yang diberikan. Akhirnya saya coba cara lain, dia saya wajibkan tiap hari untuk menghadap saya di ruang konseling, tidak boleh tidak sampai dia berubah sikap dan sifatnya.

Awalnya dia protes terlebih karena saya menyuruhnya menghadap pas jam istirahat pertama, sempat di tawar setiap pulang sekolah atau kalau enggak istirahat kedua setelah sholat Dhuhur. Tapi saja jawab enggak.

Cara ini saya coba pakai untuk melakukan pendekatan ke dia, saya pengen tahu lebih dalam mengenai diri si anak ini (terlebih karena saya baru di situ), mengenai keluarga dan lingkungan sekeliling dia. Dan kalau cara-cara pemberian sanksi tidak bisa mengubah dia, siapa tau justru dengan cara seperti ini bisa.

Oh iya, satu hal walaupun siswa-siswa disini banyak yang bandel, namun mereka termasuk bertanggung jawab, jadi ketika mereka melanggar peraturan dan sanksi diberikan ketika pulang sekolah, mereka tidak langsung kabur, namun meminta sanksi kepada guru bersangkutan (well... memang sih ada peraturan kalau si anak yang diberi sanksi kabur, maka akan diberi sanksi tambahan yang lebih berat). 

Namun seberat-beratnya sanksi yang diberikan toh juga sekedar membersihkan sekolah, menyapu, mengepel, memungut kotoran dan menyiram halaman, hukuman push up atau berjemur di lapangan sangat jarang dilaksanakan.

Kembali ke si X, hari ini saya ke Polokarto untuk mengurus surat-surat dari sekolah yang lama, saya berangkat agak pagi dengan harapan sebelum istirahat pertama urusan sudah selesai dan saya bisa melakukan pemanggilan terhadap anak ini. Namun apa mau dikata, kepala sekolah tengah mengajar sampai dengan istirahat pertama (di sekolah baru istirahat pertama pukul 10.00 sementara di sekolah lama istirahat pertama pukul 9.40). Lebih dari 1 jam saya menunggu dan perjalanan dari Polokarto ke Semanggi lumayan lah, lebih dari 15 menit (ditambah lagi tentunya ada basa-basi dengan teman-teman di sekolah lama), alhasil sekitar pukul 10 urusan baru selesai dan sampai di sekolah udah jam 10.30an serta istirahat pertama udah selesai, anak-anak sudah masuk lagi.

Dan pulang sekolah si X, tanpa disuruh udah datang sendiri ke ruang BK dan minta maaf tadi kelupaan karena keasyikan jajan (dan rupanya dia tidak tahu kalau tadi saya tidak ada).

0 comments:

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites