Saturday, 11 April 2015

Tren Kunjungan ke Perpustakaan

UKunjungan siswa ke perpustakaan sekolah mengalami pasang surut, ada kalanya siswa senang datang ke perpustakaan sekolah. Sehingga ruangan perpustakaan penuh dengan siswa yang beraktifitas. Namun ada kalanya juga perpustakaan sekolah sepi dari siswa.

Berdasarkan pengamatan saya sebagai petugas perpustakaan, ada beberapa hal yang menyebabkan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah (tren kunjungan).

Pada awal tahun pelajaran, kebanyakan siswa yang berkunjung ke perpustakaan sekolah adalah siswa baru kelas 7, mereka kebanyakan meminjam buku bacaan (novel) atau sekedar membacanya di ruangan perpustakaan. Namun dengan berjalannya waktu tren ini berkurang bahkan hilang dengan sendirinya karena jumlah buku bacaan tidak bertambah.

Tren yang kedua adalah siswa datang ke perpustakaan untuk meminjam buku referensi penunjang pembelajaran. Untuk tren yang satu ini bisa dikatakan berlangsung sepanjang tahun, tergantung pada guru mapel bersangkutan. Sayangnya tidak banyak guru mapel yang "mendorong" siswa untuk mencari referensi ke perpustakaan sekolah. Kebanyakan siswa mencari referensi berupa kamus (Inggris, Indonesia, Arab) dan buku Pepak Boso Jawa dan terkadang atlas. Untuk mapel yang lain belum ada.

Tren berikutnya adalah, siswa datang ke perpustakaan untuk makan. Saya memang sengaja memperbolehkan siswa untuk makan di ruangan perpustakaan, dengan catatan harus menjaga ruangan. Saya pikir tidak ada salahnya mengijinkan siswa untuk makan di ruangan perpustakaan, lagi pula tidak/ belum ada tempat khusus buat makan, lagi pula bisa sekalian mengawasi siswa. Yang makan di perpustakaan kebanyakan siswa kelas 8 dan 9. Makanan yang mereka bawa bukan hanya makanan ringan, namun tak sedikit pula yang membawa nasi bekal dari rumah. Kendala yang terjadi terkadang ada anak yang jahil, ngrusuhi temannya yang sedang makan. Ada satu siswa kelas 8 yang bahkan sampai kapok makan di perpustakaan karena sering diganggu temannya.

Di perpustakaan ada sebuah TV ukuran 14 inci yang menjadi daya tarik siswa untuk datang ke perpustakaan, terutama saat awal dulu, walaupun TVnya kecil, gambarnya tidak terlalu jelas dan salurannya terbatas + tanpa remote, siswa tetap nonton TV. Namun dengan berjalannya waktu tren ini bergeser juga, sekarang tinggal satu dua orang siswa yang menikmati menonton TV di perpustakaan, tidak ada lagi ribut rebutan channel TV.

Tren terakhir yang terjadi akhir-akhir ini adalah siswa datang ke perpustakaan untuk mengisi TTS di koran. Saya bersyukur siswa mempunyai inisiatif seperti itu, saya rasa TTS bagus sebagai sarana mereka untuk belajar. Saya sering menyampaikan.

"Ntar kalau kalian sudah selesai, coba kalian kirimkan ke redaksi, lumayan lho klo menang dapat duit buat kalian jajan."

Kata saya sambil memperlihatkan informasi hadiah.


Pada awalnya siswa bersemangat mengisi TTS bersama-sama, tapi kemudian ketika mereka tidak tahu jawabannya, mereka mulai bertanya kepada saya. Satu pertanyaan, dua, tiga... 

Lama-lama semua pertanyaan dimintai jawaban ke saya.

"Kalian itu kayak upin ipin, semua pertanyaan saya yang harus jawab." Kata saya.

Dan seperti tren lainnya, tren yang satu ini juga berlalu dengan berjalanya waktu.

0 comments:

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites