Monday 25 April 2011

Aji Mumpung?

Sabtu kemarin, waktu hunting kursi buat ibu, sempat mampir ke pasar
Ngawok, kebetulan hari itu hari pasaran, seumur-umur saya belum pernah
masuk pasa Ngawok pas hari pasaran (kalau lewat sering), saya pikir
lihat-lihat sebentar toh tidak ada salahnya.

Pasarnya sendiri cukup rapi (mungkin karena buka hanya 5 hari sekali
waktu hari pasaran) dan lebih banyak menjual berbagai macam keperluan
dibandingkan makanan dan sembako. Ada satu penjual gerabah kasar
disitu, dan ada beberapa benda yang menarik perhatian saya, namun
ketika saya tanya harganya, saya kaget, "Koq mahal sekali?" Ketika
saya tawar, pun hanya bisa turun sedikit. Padahal sewaktu saya beli
gerabah kasar di toko di utara rumah saya, harganya separuh lebih
sedikit dibandingkan harga disitu (barang sama dan kualitas pun
setara). Apa karena dia satu-satunya yang jual gerabah di pasar
tersebut?

Akhirnya saya tidak jadi membeli gerabah disitu, saya terus berjalan,
dan tertarik dengan penjual tanaman, lagi-lagi saya kaget, harga pohon
mawar lebih murah dibandingkan harga sirih merah. Padahal mawarnya
bukan mawar yang biasa dan sirih merahnya juga masih kecil. Saat ini
pamor dan nama sirih merah memang lagi naik dengan berbagai macam
khasiatnya yang mulai dikenal orang banyak. Tapi, g gitu juga kali?

Sebenarnya saya tidak tertarik untuk membeli sirih merahnya karena di
rumah sudah ada, saya hanya ingin membuktikan perkataan teman saya
yang bilang kalau dipasaran, harga sirih merah mahal banget (dan
akhirnya terbukti juga).

Tidak ada yang melarang atau mengharamkan seorang penjual untuk
mengambil keuntungan dari barang dagangannya, Tapi dengan seperti ini,
rasanya koq aji mumpung ya? Dan setahu saya yang namanya pasar
tradisional terbuka dengan adanya tawar menawar, tapi yang ini sulit
banget buat menawar barang x_X

Untungnya tidak semua pedagang di sana sesulit kedua pedagang ini.
Saya sempat mendapatkan bibit manggis seharga Rp 10.000,- (harga
semula Rp 12.000,-) dengan tinggi hampir 50 cm) dan dengan Rp 1.000,-
sudah dapat segenggam aneka macam bibit sayuran pada penjual lain.

0 comments:

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites