Tuesday, 10 March 2015

Belajar Dari Sekolah Lain

Dari tanggal 2 - 5 April 2015 kemarin, saya mendapat tugas menjadi pengawas luar untuk kegiatan LUN (Latihan Ujian Nasional) tingkat kota Surakarta. Saya ditempatkan di sebuah sekolah swasta berbasis agama Kristen di timur kota Surakarta. Selama bertugas disana, ada beberapa hal positif yang menarik perhatian saya, dua diantaranya akan saya bahas di tulisan berikut.

Yang pertama mengenai doa di awal dan akhir pertemuan kelas. Kalau disana salah seorang siswa maju untuk memimpin/membacakan doa sementara siswa yang lain mendengarkan dan menundukkan kepala mengaminkan doa tersebut. Kesan yang saya tangkap adalah kegiatan doa tersebut menjadi lebih terkesan khusyuk. Berbeda dengan sekolah kami, dimana doa dibaca bersama-sama, sehingga terkesan hingar bingar, belum lagi kalau ada siswa yang tidak fokus dengan doa (ada yang masih ribet mempersiapkan peralatan belajar atau malah mengoda temannya yang tengah berdoa).

Awalnya saya berpikir, itu hanya masalah adab (tata cara) dalam berdoa, dalam agama Kristen adab berdoa dengan dipimpin oleh satu orang, sementara dalam agama Islam tidak ada adab seperti itu. Akan tetapi saat sharing dengan teman guru yang di tugaskan di sekolah lain ternyata beliau juga merasakan hal yang sama. Beliau di tugaskan di sekolah swasta berbasis agama Islam, saat awal dan akhir pertemuan belajar doa dipimpin oleh satu orang, bedanya kalau di sana doa dipimpin oleh salah seorang guru dari ruang guru yang disiarkan lewat pengeras suara ke masing-masing kelas.

Hal yang kedua adalah setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai ada meeting (pertemuan) pagi staff sekolah dan guru yang mengajar hari itu. Pertemuan pagi tidak berlangsung lama,hanya sekitar 5 menitan yang kemudian ditutup dengan doa bersama (hal tersebut mengingatkan saya saat pernah mengalami jadi sales). Dari pengamatan saya kegiatan meeting pagi pada bidang kerja apapun baik itu sales ataupun sekolahan fungsinya sama, yaitu sebagai mood booster, penambah semangat sebelum beraktifitas. Tidak bisa dipungkiri, kerja di bidang pendidikan pun butuh tenaga dan pikiran yang lebih, tak jarang pula guru merasa nglokro (lemas/males) saat mau masuk ke kelas tertentu, mungkin karena ada siswa yang bandel di kelas tersebut, mugkin guru yang bersangkutan ada masalah saat itu, atau kemungkinan-kemungkinan lainnya. Dengan adanya meeting pagi ditambah doa bersama sebelum beraktifitas bisa menjadi penguatan, penambah semangat agar guru lebih siap dalam menghadapi segala macam tantangan hari tersebut.

Ada yang berargumen bahwa doa merupakan kebutuhan pribadi, tiap orang bisa dipastikan selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan sehari-harinya, sesuatu hal yang sifatnya otomatis. Namun demikian dua sederhana diatas,menurut saya dampaknya positif, baik bagi siswa maupun bagi guru yang mengajar.

0 comments:

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites