Saturday 3 March 2012

Random: Alhamdulillah Yah?



Sewaktu ibu masih di ICU kemarin, saya sempat ngobrol2 dengan satpam penjaga ICU. Saya tanya.

"Pak. selama ibu saya tinggal di ICU, sudah berapa yang meninggal?"

"Oh... Ada banyak pak, sebentar saya cek di buku..." Dan setelah di cek, ada lebih dari 10 orang yang meninggal. Bahkan ada yang paginya masuk, sorenya sudah keluar, dalam kondisi meninggal.

Jelas hal itu menambah kekhawatiran kami. 


"Jangan-jangan..."

"Kalau...."

Dan lain sebagainya, hal-hal buruk yang sempat terlintas dikepala saya. Tapi alhamdulillah, Tuhan Maha Baik dan Murah Hati. Sehari setelah saya ngobrol dengan satpam ICU, ibu sudah diperbolehkan untuk keluar dari ICU dan dirawat di bangsal perawatan. 

Intinya sama, menjaga agar tensi/tekanan darah ibu tetap stabil di angka normal. Saya kepikir agak sulit juga karena ibu di rawat di bangsal kelas 2 dan pengunjung bebas keluar masuk untuk menjenguk. Bisa tidak ibu beristirahat?

Namun untungnya, ibu justru merasa senang dengan kondisi yang tidak sepi tersebut. Lebih berasa kayak di rumah, katanya. 

Seenak-enaknya tinggal di rumah sakit, tetap saja lebih enak tinggal di rumah sendiri. Sejak pindah ke bangsal, ibu sudah minta untuk pulang. Katanya yang kangen rumah lah, tidak enak lah, dan sebagainya.

Somehow, saya lihat, ibu jadi kayak anak kecil. Keras kepala, banyak keinginan dan manja. Mungkin karena faktor usia, mungkin juga karena kondisi sakit dan pengen diperhatikan oleh semua anak-anaknya yang ada tanpa terkecuali. Paling ribet kalau udah acara pamitan mau pulang.

Yang mendadak ibu pengen ini lah, pengen itu lah, Sakit dibagian ini, di bagian itu, dan sebagainya. Pernah malam2 sewaktu saya yang nunggu, ibu mengeluh gatal di tubuh, sudah minum obat dan diberi salep. Ibu minta dipanggilkan kakak ipar. Padahal kakak ipar dapat jatah jaga siang, dan malam hari bagian mengurus anaknya yang suka rewel dan sulit tidur kalau tidak ada mamanya.

Awalnya sulit bener, ibu tetep bersikeras.

"Kamu sih tidak merasakan, rasanya gatal sekali kemana-mana."

"Iya ngerti, saya tidak tahu rasanya. Tapi kan ibu sudah diberi obat, salepnya juga sudah dibalur di seluruh badan. Tunggu dulu reaksi obatnya."

"Tapi ibu sudah tidak tahan lagi."

"Ibu kalau terus-terusan kayak gini. Tidak tidur, istirahat, nanti tensinya tidak turun-turun..."

"Ah, lagu lama..."

"Yaudah klo gitu, terserah ibu, ibu mau cepat pulang tidak?

Ibu diem.

"Udah, sekarang dicoba buat tidur, ntar dikipasin biar tidak gerah."

0 comments:

Post a Comment

Saya menghargai komentar, saran, kritik & masukan yang membangun. Komentar berupa spam, scam dan promosi akan dihapus, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites