Ibu saya masuk RS Selasa siang, setelah dilakukan pemeriksaan dokter bilang ibu harus masuk ke ICU agar bisa beristirahat dengan tenang. Malam harinya setelah pemeriksaan lab selesai, kami diberi tahu kalau selain stroke, ibu juga mengalami pendarahan di otak beliau. Beliau harus di rawat di ICU sampai tekanan darahnya normal kembali.
It was a shocking news for us. Bayangan buruk sudah di depan mata. However... Harapan itu selalu ada. Ketika pulang saya googling mengenai pendarahan otak, and I found that hope. Ada beberapa macam pendarahan otak. Dan kami berharap yang terjadi pada ibu kami adalah yang paling ringan. (Artikel tentang pendarahan otak bisa dibaca disini dan disini, artikel-artikel lain bisa dibaca disini).
Selama ibu kami dirawat di ICU, kami bertemu dengan keluarga-keluarga lain yang menunggui saudaranya. Somehow, tanpa kami sadari dengan saling ngobrol, kami menguatkan satu sama lain, selain bertukar informasi ataupun sekedar ngobrol mengisi waktu luang daripada bengong.
Seneng rasanya ketika kemarin siang, salah satu pasien yang keluarganya kami kenal sudah keluar dari ICU dan pindah ke bangsal perawatan. Kelihatan wajah keluarga yang lega timbul harapan, it could happen to us.
Sore harinya, sepulang dari mushola di depan. Bibi saya memberi kabar
"Kayaknya ada yang meninggal."
Deg! Saya tertegun, saya lihat ke sekeliling, dan di pojokan, saya lihat ada beberapa orang yang menangis, tersedu. Saya kurang tahu sakitnya apa, tapi yang saya tahu yang meninggal tersebut pas di sebelah ibu saya. Yang kami khawatirkan ibu mengetahui hal tersebut dan mempengaruhi pikiran dan perasaannya. She's supposed to be relax and calm.
Namun sepertinya ibu tidak menyadari/ mengetahui kejadian di sebelah, karena ketika saya masuk, ibu lebih banyak tidur, saya lihat tekanan darahnya juga stabil (walaupun masih tinggi). Baru kali ini saya masuk ruangan ICU cukup lama, saya lihat sekeliling saya. Well... bagaimanapun juga it's and ICU. Kindda feels creepy.
It's a land of hope, karena banyak harapan di situ, harapan bahwa orang yang masuk ke situ akan keluar dengan keadaan yang jauh lebih baik. But it also a land of tears, because everything could happen to anyone, even the saddest thing.
However, we're optimistic that it's a land of hope for us. Ah... saya jadi keingat dengan simbah pakdhe saya, ketika berusia lebih dari 90tahun, beliau masuk ICU. Kebayang nggak sih seusia tersebut masuk ICU? Tapi harapan itu selalu ada, beliau diijinkan untuk sembuh, dan sampai sekarang masih sehat, di usia beliau yang sudah lebih dari 100 tahun.
Kami berharap, kami berdoa dan kami yakin akan kesembuhan ibu kami.