Sepulang sekolah, hampir bisa dipastikan saya selalu menemani keponakan saya menonton TV, berbagai macam film kartun ditonton, tidak peduli udah puluhan kali diputar ulang :))
Dari sekian banyak film kartun yang ditonton, ada 2 film kartun yang menari perhatian saya. Upin Ipin & Kawan-Kawan (UIDKK) serta Adit & Sopo Jarwo (ASJ) yang ditayangkan di stasiun TV yang sama dan berurutan pula (dulunya, kalau sekarang ada jeda film kartun lain).
Secara grafis keduanya sama-sama menarik. Kartun ASJ yang merupakan produk buatan putra putri Indonesia tidak kalah dengan kartun UIDKK yang merupakan produk negara jiran Malaysia. Bahkan saya perhatikan ada banyak detail yang menarik seperti adegan dua ekor burung yang tengah bercengkrama diatas pohon yang muncul di beberapa episode, adegan yang menurut saya jika tidak ada pun tidak akan merusak alur cerita, namun dengan hadirnya adegan tersebut menjadi sebuah bumbu pemanis.
Perbedaan besar yang mencolok dari kedua film tersebut terletak pada alur cerita/ penceritaannya. Secara umum kartun ASJ hanya bersifat hiburan ceritanya ringan, sementara kartun UIDKK lebih mempunyai isi/pesan. Di setiap episodenya kartun UIDKK menyampaikan pesan yang berbeda-beda. Ada episode tentang mematuhi orang tua, mencintai buah-buahan lokal, menabung, tidak boleh ceroboh dan lain-lain.
Satu episode yang saya jadikan pembanding adalah saat kehadiran bintang tamu di kedua serial tersebut. Serial UIDKK memilih P Ramlee sebagai bintang tamunya, sedangkan kartun ASJ memilih Cherrybelle. Dari tokoh yang dimunculkan saja sudah kelihatan perbedaannya. P Ramlee merupakan artis besar pada masanya (bahkan sampai sekarang) bukan hanya di Malaysia tapi juga di negara sekitar termasuk Indonesia. Sedangkan Cherrybelle girlband dari Indonesia dengan prestasi yang jauh dibawah prestasi P Ramlee.
Untuk alur ceritanya pun berbeda jauh. UIDKK episode P Ramlee banyak menampilkan/mengulas mengenai sang tokoh, nostalgia film-film lama beliau. Sedangkan ASJ episode Cherrybelle lebih banyak menampilkan suka ria, menari bersama, menyanyikan lagu dari artis bersangkutan (saya rasa episode ini lebih ke arah promo album dari CherryBelle).
Satu hal lagi yang mengganjal setiap kali saya melihat kartun ASJ yaitu tokoh pak Haji (yang di isisuarakan oleh Deddy Mizwar penampilannya pun mirip dengan beliau). Kehadiran tokoh ini terkesan untuk menghakimi si Jarwo, terbukti ketika satu episode dimana ayah dari Adit lalai dalam mengawasi adiknya Adit sehingga seluruh desa sibuk mencarinya si tokoh pak Haji ini tidak menasehati/menceramahi tokoh ayah Adit atas kelalaiannya tersebut.
Saya harap para penggarap/rumah produksi yang membuat kartun ASJ lebih memperhatikan alur ceritanya, belajar dari kartun negeri tetangga UIDKK. Mencari penulis cerita yang handal dan lebih selektif dalam memilih cerita yang akan di filmnya. Sehingga nantinya bukan hanya grafisnya yang enak di lihat namun juga kartun yang syarat makna.
N.B
Sekarang di stasiun TV yang sama menayangkan kartun Pada Zaman Dahulu, kartun berisi dongeng Kancil Yang Bijak. Sebuah kartun yang syarat dengan pesan-pesan moral namun menurut saya tidaklah membosankan untuk diikuti dan dinikmati.
Sumber foto: google image